Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menperin: Persaingan Berebut Bahan Baku Industri Mengkhawatirkan

Agus mengemukakan kesulitan industri Tanah Air pun juga terus dirasa salah satunya akibat kebijakan lockdown satu negara.
Buruh menyelesaikan pembuatan masker di PT Jayamas Medica Desa Karangwinongan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (18/3/2020). Karena kekurangan bahan baku, dalam sehari pabrik tersebut hanya memproduksi masker sebanyak 300.000 lembar dari biasanya sebelum wabah virus COVID-19 bisa mencapai 1 juta lembar masker./ANTARA FOTO-Syaiful Arif
Buruh menyelesaikan pembuatan masker di PT Jayamas Medica Desa Karangwinongan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (18/3/2020). Karena kekurangan bahan baku, dalam sehari pabrik tersebut hanya memproduksi masker sebanyak 300.000 lembar dari biasanya sebelum wabah virus COVID-19 bisa mencapai 1 juta lembar masker./ANTARA FOTO-Syaiful Arif

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kondisi industri global kini semakin mengkhawatirkan.

Dia pun memastikan pasar global sudah melakukan bajak-membajak harga demi memenuhi kebutuhan masing-masing negaranya.

"Misalnya untuk impor alat medis kemarin Amerika Serikat bahkan mau membayar dua kali liat agar produk yang diinginkan dan sudah dipesan Jerman jadi milik mereka. Sudah ada hijack harga di industri jadi kita harus semakin hati-hati," katanya saat pertemuan virtual dengan Komisi VI, Senin (6/4/2020).

Agus mengemukakan kesulitan industri Tanah Air pun juga terus dirasa salah satunya akibat kebijakan lockdown satu negara. Dia mencontohkan di India yang kini lockdown tidak dapat lagi melakukan transaksi pengiriman bahan baku obat.

Padahal selain China, India adalah negara alternatif yang mayoritas menjadi andalan industri farmasi Indonesia untuk memesan bahan baku obat.

"Jadi yang kami lakukan dengan pendekatan GtoG [Goverment to Goverment] bukan lagi B2B. Kami lakukan dengan negara-negara anggota G20 Dan koordinasi dengan Menteri Luar Negeri," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper