Bisnis.com, JAKARTA – Investor papan atas di Asia menunjukkan perubahan tren investasi di tengah pandemi corona atau Covid-19 ini.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (3/4/2020), bank swasta UBS Group AG menyebut para investor kaya kini lebih memusatkan perhatian pada bidang yang sustainable atau berkelanjutan, seperti kesehatan dan lingkungan.
Tercatat, portofolio bidang yang berkelanjutan atau sustainable bank swasta ini telah melonjak lebih dari dua kali lipat sejak awal tahun lalu. Adapun sekitar 60 persen dari total investasi datang dari China dan wilayahnya.
Head of Sustainable and Impact Investing Advisory UBS Wealth Management Unit for Asia Pacific Mario Knoepfel mengatakan bahwa pola pikir para investor telah berubah dari yang semua tidak mau tahu dan skepstis menjadi 'ingin tahu dan ingin belajar'.
“Itulah perbedaan utama yang telah kami lihat," ujarnya.
Knoepfel mengatakan pihaknya telah melihat perubahan yang baik dalam investasi di bidang tersebut. Menurutnya, meski produk solusi investasi itu telah ada sejak 2 tahun lalu, tapi peningkatan signifikan baru terasa sejak merebaknya wabah.
“Wabah ini memicu lebih banyak pertanyaan tentang kesehatan, lingkungan dan bahkan alternatif untuk makanan tradisional dan produk ritel. Topik ini akan bertahan lama dan tren ini akan membantu dalam meningkatkan kepedulian," jelasnya.
Tim Strategist Bank of America memetakan bahwa saham-saham yang masuk dalam kelompok Environmental, Social, and Governance (ESG) Investments cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik di tengah tekanan pasar belakangan ini.
Saham AS di kuintil teratas skor ESG telah mengalahkan Indeks S&P 500 sebesar 5 poin sejak puncaknya di bulan Februari, sedangkan indikator ESG di Eropa telah melampaui tolok ukur yang lebih luas tahun ini.
"ESG adalah kebutuhan bear market, bukan kemewahan pasar bull. Selama ini kami berpendapatan ESG akan lebih tahan selama penurunan dan bukti terbaru mendukung ini" tulis para ahli strategi.
Adapun, data Bloomberg menyebut investasi berbasis ESG telah menjadi strategi yang populer tahun ini. Terbukti dengan capaian US$14,2 miliar neto diinvestasikan dalam dana yang diperdagangkan di bursa terkait secara global.