Bisnis.com, JAKARTA - PT Maha Properti Indonesia Tbk., menyatakan bahwa pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19 telah berdampak pada kegiatan operasional dan kondisi keuangan perusahaan.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Maha Properti Indonesia Suwandy mengatakan ketidakpastian terhadap kondisi perekonomian regional dan global yang mengalami perlambatan akibat Covid-19 turut mempengaruhi kinerja perusahaan.
Menurut Suwandy, pihaknya memprediksi bahwa ketidakpastian itu akan berdampak pada penurunan terhadap penjualan atau pendapatan sekitar 31 persen hingga 50 persen dari kondisi normal seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19 di Tanah Air.
"Hal ini dikarenakan perekonomian menjadi lesu dan adanya efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lain menyebabkan menurunnya daya beli produk properti kami," ujar Suwandy, Senin (23/3/2020).
Sehubungan dengan kondisi tersebut, Suwandy menyatakan bahwa pihaknya tengah berencana menunda pengembangan proyek baru hingga kondisi pasar nantinya telah kembali membaik.
Penundaan pengembangan proyek, imbuhnya, dilakukan demi memitigasi risiko kondisi keuangan perusahaan. Sayangnya, dia tidak menyebutkan proyek mana saja yang berpotensi ditunda pengembangannya.
Baca Juga
"Jika kondisi semakin memburuk, tidak menutup kemungkinan kami juga akan mulai mempertimbangkan efisiensi karyawan," tuturnya.
Di sisi lain, dalam menghadapi Covid-19 ini pihaknya telah melakukan tindakan preventif agar penularan virus tak semakin meluas di lingkungan kerjanya. Perusahaan dengan kode saham MPRO itu telah menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home).
Sebanyak hampir 50 persen karyawan sebelumnya telah menerapkan kebijakan itu sejak Selasa (17/3/2020) dan akan diikuti oleh seluruh karyawan yang efektif bekerja dari rumah pada esok, Selasa (24/3/2020).
Dalam catatan Bisnis, MPRO membukukan pendapatan sebesar Rp89,56 miliar atau naik 198,83 persen dari realisasi tahun lalu Rp29,97 miliar. Dari situ, MPRO memperkecil rugi bersih dari posisi Rp30,85 miliar pada tahun lalu menjadi Rp18 miliar pada tahun ini.
Menyusutnya rugi bersih tidak lain berkat melambungnya pendapatan perseroan. Adapun, penyumbang paling besar adalah proyek apartemen di Solo, Jawa Tengah yang telah terjual 60 persen dari 444 unit yang tersedia.
Dalam perencanaan ke depan, MPRO tengah mempersiapkan proyek mix-used di kawasan Jakarta Barat. Lahan seluas 5,2 hektare di kawasan Jakarta Barat yang dekat Sungai Cisadane telah diamankan perseroan. Rencananya, perusahaan akan membangun enam menara apartemen dengan konsep mix-used di kawasan tersebut.