Bisnis.com, JAKARTA - Melihat perkembangan penyebaran dan dampak virus corona atau Covid-19, Bank Indonesia (BI) tidak lagi memegang acuan model V-shape untuk mengambarkan tekanan ekonomi saat ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan pola V-shape harus ditinjau kembali dari semula karena perkembangan saat ini dapat memperlihatkan penurunan ekonomi bisa terjadi dalam rentang waktu yang lebih lama.
"Sebulan yg lalu, kita semua belum memahami karena belum mendapat informasi bahwa penyebaran Covid-19 di negara maju khususnya AS dan Eropa demikian cepat. Informasi waktu itu, dampak dari Covid-19 adalah V-shape. Dampak dari Covid-19 dampak terasa Februari - Maret, dimana peningkatannya dari Februari dengan durasi waktu 6 bulan," ungkap Perry, Kamis (19/3/2020).
Menurutnya, pola V-shape tampak sesuai dengan kondisi di China yang mulai pulih, ditandai dengan ekspor yang kembali berjalan seiring dengan aktivitas produksi.
"Kalau bicara di Eropa, AS, Italia penyebaran masih berlangsung. Pola V-shape harus dilihat kembali, karena penurunan terjadi lebih lama."
Untuk Indonesia, Perry hanya mengungkapkan BI mengapresiasi langkah pencegahan dan stimulus dari pemeritah. Saat ini, dia melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa turun menjadi 4,2 persen hingga 4,4 persen dari perkiraan sebelumnya 5 persen sampai 5,4 persen.
Perry juga mengemukakan pihaknya melihat pergulatan ekonomi dengan virus Corona akan berlangsung hingga akhir Mei 2020, sesuai dengan proyeksi masa darurat yang ditetapkan BNPB dan pemerintah.
Dia mengakui BI akan melihat kombinasi penyebaran Covid-19 dan kesehatan moneter fiskal, serta pola perkembangan di berbagai negara di dunia.