Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Listrik PLN di Januari Hanya Tumbuh 3,8 persen

Rendahnya penjualan listrik itu tak lepas dari kondisi banjir yang terjadi pada awal tahun. Meski demikian, bila dibanding periode sama tahun lalu, pertumbuhan pada 2020 lebih rendah.
Petugas melakukan perawatan rutin di Gardu Induk Gandul, Cinere,Jawa Barat. Bisnis/Nurul Hidayat
Petugas melakukan perawatan rutin di Gardu Induk Gandul, Cinere,Jawa Barat. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada Januari 2020 mengalami pertumbuhan yang rendah, yakni hanya sebesar 3,8 persen.

Executive Vice President Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PT PLN (Persero), Edison Sipahutar, mengatakan pertumbuhan penjualan listrik pada Januari tahun ini lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang dapat mencapai 5,69 persen.

Adapun pertumbuhan penjualan listrik di Januari yang hanya 3,8 persen ini disebabkan oleh konsumsi listrik industri yang tumbuh negatif sebesar -1,61 persen.

"Yang bulan Februari data belum release. Di Januari penjualan listrik keseluruhan hanya tumbuh 3,8 persen, ini dikarenakan sektor industri yang tumbuh negatif konsumsi listriknya -1,61 persen. Padahal Januari tahun lalu (y-o-y) konsumsi listrik industri mencapai 3.79 persen," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (8/3/2020).

Rendahnya konsumsi listrik sektor industri di awal tahun ini dikarenakan turunnya pemakaian tekstil, besi baja, kimia dan semen yang masing-masing tumbuh negatif sebesar -6,5 persen, -5.4 persen, -3.5 persen, dan -4.3 persen.

Untuk konsumsi listrik rumah tangga di Januari 2020 mengalami pertumbuhan 6,13 persen, sedikit lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 6,5 persen. Namun, lebih tinggi bila dibandingkan konsumsi rumah tangga sepanjang 2019 yang mencapai 5,94 persen.

Konsumsi listrik bisnis di Januari tahun ini mencapai 5,5 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Januari tahun 2019 yang mencapai 7,16 persen dan sepanjang tahun lalu yang mencapai 6,01 persen.

Menurutnya, rendahnya konsumsi listrik di awal tahun ini disebabkan oleh sejumlah faktor, yakni banjir yang kerap terjadi di Januari sehingga menyebabkan beberapa wilayah mengalami pemadaman.

"Ada pengaruh banjir, tetapi dampaknya mengurangi pertumbuhan sekitar 0,15 persen. Banyak pemadaman sehingga menyebabkan energi tak terjual maksimal," kata Edison.

Pihaknya juga masih mengkaji apakah merebaknya virus corona (Covid-19) di sejumlah negara juga turut serta berdampak pada konsumsi listrik. "Corona belum menghitung, tetapi yang pasti rendahnya konsumsi karena faktor industri," ucapnya.

Saat ini upaya yang dilakukan PLN untuk meningkatkan konsumsi listrik industri yakni dengan menawarkan produk diskon 30 persen terhadap penambahan kilo Watt hour (kWh) pada Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) bagi industri pada jam 23.00 sampai dengan jam 08.00.

"Kami juga menawarkan program diskon bagi pelanggan industri yang mau beralih ke PLN, dengan menstop captive power-nya," tutur Edison.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Andya Dhyaksa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper