Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyampaikan komitmennya dalam mengurangi polusi udara di Konvensi Inland Transportation Committee (ITC) di Swiss.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengungkapkan isu seputar perubahan iklim adalah topik hangat yang cukup relevan dalam perubahan wajah transportasi. Perubahan wajah transportasi ini nantinya akan mengarah kepada perbaikan kondisi lingkungan.
“Kehadiran Kemenhub pada pertemuan ini yakni karena Pemerintah Indonesia merupakan contracting party dari 2 (dua) instrumen internasional yang berada di bawah cakupan wewenang ITC, yakni TIR Convention 1975 dan Custom Container Convention 1972 serta telah menandatangani Road Traffic Convention 1968 dan Road Sign and Signals 1968," katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (27/2/2020).
Pertemuan 82th Session of The United Nations Economic Commission for Europe (UNECE) Inland Transport Committee (ITC)- High Level Segment on Enviromnental Challanges to sustainable Inland Transport, 25-26 Februari 2020 diselenggarakan di Jenewa, Swiss.
Pertemuan ini bertujuan mengembangkan kebijakan transportasi negara-negara berdasarkan pengalaman dari negara lain, terutama dalam hal menciptakan transportasi berkelanjutan dan membuka peluang kerja sama di bidang transportasi antar negara.
Dengan demikian, diharapkan Indonesia dapat memanfaatkan hasil dari pertemuan ini pada masa yang akan datang. Adapun pertemuan ini merupakan pertemuan tingkat menteri/Pejabat setingkat Menteri di bidang transportasi.
Baca Juga
Budi menyatakan secara umum Indonesia mencermati dan mengikuti pembahasan deklarasi lingkungan, terlebih kebijakan transportasi di Indonesia secara umum sudah selaras dengan deklarasi terutama terkait kebijakan, teknologi, dan infrastruktur transportasi Indonesia dalam menghadapi tantangan iklim dan lingkungan.
Penting mengingat kembali komitmen dunia untuk mengimplementasikan climate action dengan cara mengurangi gas buang dan menciptakan inovasi-inovasi di sektor transportasi untuk mengurangi dampak gas buang tersebut terhadap iklim.
"Untuk itu, transportasi hijau perlu dipromosikan untuk mendukung terwujudnya pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan teknologi inovatif seperti kendaraan listrik dan lainnya," imbuhnya.