Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTN Raih Potensi Kredit Baru Rp4,6 T dari IPEX 2020

Gelaran Indonesia Property Expo menjadi ajang bagi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk menggenjot penyaluran Kredit Pemilikan Rumah atau KPR pada awal 2020 ini.
Pengunjung mencari informasi mengenai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia Properti Expo (Ipex) 2020 di Jakarta, Minggu (16/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pengunjung mencari informasi mengenai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia Properti Expo (Ipex) 2020 di Jakarta, Minggu (16/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -  Gelaran Indonesia Property Expo menjadi ajang bagi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk menggenjot penyaluran Kredit Pemilikan Rumah atau KPR pada awal 2020 ini.

Dengan mengandalkan aneka promosi, diantaranya suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang terjangkau hasil kolaborasi dengan mitra pengembang, dan diskon biaya asuransi, provisi dan lain sebagainya, Bank BTN berhasil menarik lebih dari 200.000 pengunjung selama sepekan pameran tersebut digelar.

Adapun, IPEX 2020 sukses membukukan nilai ijin prinsip KPR maupun Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) sebesar Rp4,56 triliun, dengan jumlah unit yang berhasil dipesan mencapai 7.668 unit.

Nilai ijin prinsip KPR tersebut lebih tinggi dibandingkan target awal yang dibidik perseroan yaitu sebesar Rp 3 trilliun.

“Kami sangat bersyukur karena awal tahun ini, stimulus yang diberikan Pemerintah terhadap sektor properti mulai dirasakan, karena penurunan suku bunga acuan, pelonggaran Loan To Value atau LTV yang membuat uang muka KPR makin terjangkau berhasil memacu penjualan rumah tahun ini,” kata Direktur Utama Bank BTN Pahala N. Mansury di Jakarta, Minggu (23/2/2020).

Adapun izin prinsip KPR/KPA yang sudah disetujui tersebut mayoritas mengalir ke segmen KPR/KPA non-subsidi mencapai Rp3,51 triliun atau setara dengan 4.360 unit hunian. Sementara izin prinsip KPR/KPA subsidi sebanyak Rp421 miliar atau sebanyak 2.585 unit hunian.

Sedangkan, Unit Usaha Syariah BTN berhasil meluluskan izin prinsip KPR/KPA Syariah baik subsidi maupun nonsubsidi untuk 723 unit hunian, atau senilai kurang lebih Rp635 miliar.

IPEX kali ini juga mencatatkan permintaan rumah tertinggi di sejumlah kawasan yang berdekatan dengan akses transportasi, seperti Jakarta, Bogor, Depok dan Serpong. Sejumlah proyek yang meraih minat terbanyak adalah proyek Transit Oriented Development (TOD) milik Perumnas, Adhi Commuter Property dan Proyek HK Realtindo di Sawangan, Jawa Barat serta proyek apartemen milenial milik PT PP Properti.

Sementara itu hunian yang paling diminati berkisar Rp 300-500 juta.

“Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kerja keras seluruh pihak yang berperan serta dalam pameran ini berlangsung dan berterimakasih kepada para pengembang setia berpartisipasi dalam gelaran IPEX tahun ini dan kepercayaan masyarakat kepada BTN untuk menfasilitasi KPR atau KPA ,” kata Pahala.

Pahala menilai, tren penurunan suku bunga acuan (BI Rate) dan makin maraknya perkembangan infrastruktur khususnya transportasi dan perluasan akses jalan penghubung seperti tol yang membangkitkan perumahan menjadi faktor utama masyarakat membeli rumah tahun ini.

“KPR Subsidi tetap menjadi primadona bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, meski Fasilitas Likuiditas Pemilikan Perumahan tahun ini terbatas, namun ada kabar gembira dari Kementerian Keuangan bahwa subsidi selisih bunga atau SSB untuk sekitar 224.000 unit rumah akan ditambahkan ke anggaran tahun ini,” kata Pahala.

Kebijakan yang dinanti-nanti oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tersebut, lanjut Pahala, juga menjadi angin segar bagi pengembang dan perbankan.

“Kami mengapresiasi kebijakan Pemerintah khususnya Kemenkeu dan Kementerian PUPR yang tetap berkomitmen menyukseskan Program Satu juta Rumah salah satunya dengan mempertahankan dan menambahkan anggaran subsidi bagi MBR untuk KPR, Bank BTN tentu saja siap mengemban tugas sebagai mitra Pemerintah dalam menyalurkan FLPP,” kata Pahala.

Sebagai informasi, FLPP yang diberikan BTN sebesar 220.000 unit, jumlah tersebut terdiri dari Fasilitas Likuidtas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 110.000 unit dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebanyak 40.000 unit-45.000 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper