Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdana, Panasonic Ekspor AC ke Nigeria

PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) melakukan ekspor perdana produk AC ke Nigeria dari Jakarta.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) melakukan ekspor perdana produk AC ke Nigeria dari Jakarta. Produk AC yang diekspor ke Nigeria adalah jenis 1 PK hingga 1,5 PK dan 2 PK yang berbasis refrigeran R32.

Perseroan pun telah berhasil merelokasi produksi AC tipe 2 PK dan 2,5 PK dari Malaysia pada tahun lalu.

Direktur PT PMI Daniel Suhardiman mengatakan Panasonic Gobel akan terus menjalankan misi untuk berkontribusi bagi Indonesia, yang dilakukan dengan pengembangan usaha di dalam negeri melalui peningkatan produksi dan penjualan produk-produknya.

“Tentunya ekspor ini menjadi suatu kabar yang membanggakan, selain dapat menambah devisa negara, produk AC yang kami ekspor ini juga menggunakan merek Panasonic dan tercantum buatan Indonesia,” katanya melalui siaran pers, Kamis (20/2/2020).

Menurut Daniel, ekspor ke Nigeria dapat menjadi momentum untuk membuka pintu pasar di Afrika. Seiring dengan meningkatnya persaingan di pasar global, AC produksi perseroan selalu berinovasi dan secara konsisten ikut mengembangkan industri dalam negeri termasuk sektor industri kecil dan menengah (IKM).

Saat ini, kandungan lokal untuk AC produksi perseroan pun telah mencapai 40 persen, dan masih akan terus ditingkatkan.

Daniel menjelaskan, unit bisnis AC perseroan yang berdiri sejak 46 tahun lalu atau sejak 1974, merupakan pabrik AC di Indonesia dengan kemampuan full manufacture dari bahan baku hingga produk jadi, yang secara agresif terus meluncurkan produk-produk inovatif melalui slogan Quality Air for Life.

“Bahwa AC bukan hanya penyejuk ruangan tetapi juga harus bisa memberikan udara yang nyaman dan sehat bagi penggunanya,” katanya.

Hingga kini, perseroan telah menyediakan produk-produk AC Panasonic ramah lingkungan berbasis refrigeran R32, dan dilengkapi teknologi “nanoeX” dan “nanoe-G” yang sangat baik untuk kesehatan.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian mencatat sepanjang 2019 secara keseluruhan nilai ekspor produk elektronik dan telematika mencapai US$7,8 miliar dengan 10 negara tujuan utamanya, antara lain ke Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Vietnam, Hong Kong, Malaysia, China, Thailand, dan Filipina.

Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, R. Janu Suryanto mengatakan saat ini pemerintah pun terus menggenjot peningkatan pasar ekspor agar mengakselerasi peningkatkan jumlah produksi di dalam negeri guna mendorong peningkatan pada daya saing produknya.

Berbagai kebijakan probisnis pun dikeluarkan untuk mendukung hal tersebut, sekaligus menghapus aturan yang dianggap menyulitkan.

“Misalnya, dalam waktu yang tidak lama, kami akan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan untuk melakukan operasi penindakan sesuai peraturan perundangan terhadap barang-barang yang tidak sesuai dengan SNI,” katanya.

Janu mengemukakan pemerintah juga memfasilitasi pemberian insentif pajak berupa super tax deduction yang memberikan potongan penghasilan bruto hingga 200 persen untuk pengeluaran terkait vokasi dan hingga 300 persen untuk pengeluaran terkait R&D.

Insentif fiskal ini, lanjutnya, menunjukkan pemerintah fokus untuk mengembangkan kemampuan industri manufaktur nasional agar semakin berdaya saing global.

Menurut Janu, karakteristik industri elektronik yang sangat dinamis menyebabkan munculnya inovasi-inovasi produk yang juga semakin cepat dan mengharuskan pelaku industri untuk terus memperbarui produk-produknya. Beberapa contoh inovasi yang cepat terjadi itu misalnya pada teknologi layer PCB, rechargeable battery, dan semiconductor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper