Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Upaya ESDM Penuhi Pasokan Listrik Hingga 18 Tahun Mendatang

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjamin adanya ketersediaan listrik dengan jumlah cukup, kualitas baik, dan harga terjangkau. 

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjamin adanya ketersediaan listrik dengan jumlah cukup, kualitas baik, dan harga terjangkau. 

Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana. 

Dia mengatakan upaya penyediaan tenaga listrik dengan jumlah yang cukup dan harga terjangkau mengacu pada Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RKUN) tahun 2019 sampai dengan tahun 2038 melalui Keputusan Menteri ESDM No.143 K/20/MEM/2019.

Berdasarkan RKUN, arah pengembangan pembangkit listrik ke depan yakni Energi Baru Terbarukan (EBT) minimum 23% pada 2025. Kemudian, penggunaan PLTU Clean Coal Technology (CCT), pemanfaatan sumber energi primer setempat, dan pemafaatan energi nuklir sejalan dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN).  

"PLTU juga kami mintakan untuk dibangun di mulut tambang," ujarnya dalam RDP Komisi VII DPR RI, Rabu (5/2/2020). 

Lebih lanjut, dia menyatakan pengembangan transmisi tenaga listrik ditujukan untuk sentra bisnis dan industri. Perluasan transmisi juga dilakukan untuk mengurangi susut jaringan tenaga listrik dan memperbaiki kualitas tenaga listrik. 

"Perluasan transmisi diperlukan untuk memperkuat kualitas, mengurangi kehilangan dan memenuhi demand bisnis dan industri," jelasnya.

Untuk pengembangan gardu induk, Rida mengungkapkan di setiap kabupaten dan kota akan memiliki minimal 1 gardu induk. Selain itu, akan ada juga penambahan trafo gardu listrik yang telah mencapai 70% dan pembangunan gas insulted switchgear (GIS) di daerah padat. 

"Kami dorong gardu induk dibangun di mana kondisi lahan menjadi kendala," ucapnya. 

Rida menambahkan bahwa pemerintah juga akan melakukan perluasan akses listrik di daerah terpencil dan tersebar. Perbaikan tegangan, System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) dan System Average Interruption Duration Index (SAIDI), penurunan susut dan rehabilitasi jaringan tenaga listrik juga menjadi fokus pengembangan ke depan. 

Selain itu, pada tahun ini juga mulai diterapkan smart grid di Jawa Bali. 

"Kami terus perbaiki tegagangan agar tidak turun naik dan tingkat seringnya padam diminimalisir dan susut jaringan juga terus ditekan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper