Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT Pertani Arahkan Fokus ke Bisnis Benih dan Beras

PT Pertani (Persero) bakal mengencangkan ikat pinggang dan mengarahkan fokus bisnis pada lini perbenihan dan perberasan usai keuangan perusahaan memperlihatkan performa yang kurang ciamik sejak dihentikannya program subsidi benih.
Pedagang menata beras di Pasar Tradisional Pinasungkulan, Manado, Sulawesi Utara, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Adwit B Pramono
Pedagang menata beras di Pasar Tradisional Pinasungkulan, Manado, Sulawesi Utara, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Adwit B Pramono

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertani (Persero) bakal mengencangkan ikat pinggang dan mengarahkan fokus bisnis pada lini perbenihan dan perberasan usai keuangan perusahaan memperlihatkan performa yang kurang ciamik sejak dihentikannya program subsidi benih.

Direktur Utama Pertani Febriyanto tak memungkiri jika penjualan benih produksi perusahaan memperlihatkan tren penurunan selama 2018 dan 2019. Guna menjamin benih perseroan tetap memiliki tempat di pasar bebas, dia menyatakan kualitas akan terus dijaga.

Berdasarkan laporan perusahaan di hadapan Komisi IV DPR RI, penyaluran benih padi inbrida pada 2017 tercatat mencapai 44.203 ton dan padi hibrida sebanyak 548 ton. Angka penyaluran tersebut terkoreksi lebih dari 50% pada 2018 menjadi 20.481 ton benih padi inbrida, sementara untuk benih jagung hibrida, penyalurannya berjumlah 3.054 ton

Kinerja pada 2019 memperlihatkan perbaikan untuk penyaluran benih padi inbrida dengan volume 27.531 ton. Namun, penyaluran benih jagung hibrida justru anjlok ke angka 614 ton.

"Sejak PSO [public service obligation] hilang, penjualan benih kami berkurang. Pada 2019 ada kenaikan sedikit untuk benih padi, namun di jagung benar-benar turun karena ada spesifikasi dari Kementerian Pertanian yang berubah dan sedikit tak menguntungkan Pertani," katanya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (22/1/2020)

Kendati demikian, Febriyanto menyatakan pihaknya optimistis dapat bersaing dalam merebut pasar. Dia memperkirakan sekitar 80% pangsa benih di Kementerian Pertanian masih disumbangkan oleh produksi benih yang diproduksi perseroan.

Untuk 2020 misalnya, Pertani menargetkan dapat memproduksi 58.000 ton benih padi inbrida dan 4.000 ton benih jagung hibrida.

"Namun ada kendala teknis dalam bisnis perbenihan. Kami mengharapkan ada dukungan dari pemangku kebijakan. Untuk benih jagung hibrida misalnya, kami berharap Kementerian Pertanian bisa memberikan lisensi bagi BUMN untuk memproduksi benih tersebut," ujar Febriyanto.

Adapun untuk penjualan beras, Febriyanto menuturkan bahwa pihaknya bakal mulai menjajal produksi beras organik untuk jenis beras merah dan beras hitam. Perusahaan setidaknya telah bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian untuk ketersediaan lahan seluas 90 ha di Boyolali, Jawa Tengah.

"Rencananya kami siapkan untuk ekspor dan sudah penjajakan dengan calon pembeli," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper