Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Ragu Pertumbuhan Ekonomi 2019 Capai 5,1 Persen

Bank Indonesia mengungkapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1% (yoy) pada 2019 berpotensi meleset.
Logo Bank Indonesia./Reuters
Logo Bank Indonesia./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mengungkapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1% (yoy) pada 2019 berpotensi meleset.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kemungkinan ini muncul setelah mengamati sejumlah perkembangan terbaru, terutama data ekonomi kuartal IV/2019. Pada periode tersebut, BI melihat kenaikan konsumsi tidak cukup kuat untuk menopang target pertumbuhan 5,1%.

“Kemungkinan perkiraan sementara, sedikit di bawah 5,1%. Tetapi masih di atas 5,0%,” ujar Perry dalam RDG di Kantor Pusat Bank Indonesia, Kamis (23/1/2020).

Kendati melambat, Bank Indonesia tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berkisar 5,1% sampai 5,5%. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh siklus ekonomi Indonesia yang sedang menunjukkan pola kenaikan dipicu konsumsi dan investasi.

Selain itu, faktor lain yang membuat BI optimistis adalah kondisi ekonomi global yang membaik pasca kesepakatan fase I perang dagang.

“Maka kami memperkirakan yang semula [ekonomi dunia] tumbuh 3,1% akan naik menjadi 3,2% tahun ini. Faktor kenaikan dari luar negeri juga akan jadi pemicu kenaikan ekonomi Indonesia,” ungkap Perry.

Dia juga meyakini harga komoditas cenderung akan menunjukkan perbaikan pada 2020 dibandingkan 2019. Selain itu, aliran modal asing atau capital inflow pada 2019 juga sudah mencatatkan angka yang tinggi, dan masih akan berlanjut pada tahun ini.

Lebih lanjut, permintaan dalam negeri termasuk investasi non bangunan tahun ini akan mengalami kenaikan. Beberapa pemicu adalah karena stabilitas makroekonomi terjaga, stimulus fiskal yang dibuat mendorong sektor riil yakni manufaktur, pariwisata, dan hilirisasi.

Faktor signifikan lainnya, kata Perry, adalah omnibus law  terkait dengan Cipta Lapangan Kerja.

“Ini semua mendukung siklus ekonomi Indonesia yang naik, dan mana yang mendorong siklus naik, konsumsi yang terjaga, investasi infrastruktur yang terus tumbuh,” paparnya.

Perry menambahkan, bahwa pertumbuhan ekonomi ini masih bisa terakselerasi di tahun-tahun yang akan datang melampaui 5,6%. Dia beralasan, pertumbuhan ekonomi tersebut bisa berkelanjutan jika kebijakan yang ditempuh pemerintah terus mengakselerasi kebutuhan sektor riil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper