Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Ada Dana Desa, Kemiskinan di Desa Masih Tinggi, Kok Bisa?

Ekonom CORE Yusuf Rendy Manilet menyatakan, langkah pemerintah untuk mengurangi kemiskinan desa patut diapresiasi melalui dana desa.
Warga beraktivitas di permukiman semi permanen di Kampung Kerang Ijo, Muara Angke, Jakarta, Selasa (22/1/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar
Warga beraktivitas di permukiman semi permanen di Kampung Kerang Ijo, Muara Angke, Jakarta, Selasa (22/1/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Untuk menjamin efektivitas dana desa dalam rangka menekan kemiskinan di desa perlu ada mekanisme evaluasi yang akurat dalam penggunaan dana pada setiap desa.

Ekonom CORE Yusuf Rendy Manilet menyatakan, langkah pemerintah untuk mengurangi kemiskinan desa patut diapresiasi melalui dana desa. Dia memerinci, realisasi dana desa sejak 2015 hingga November 2019 sudah mencapai angka Rp250.83 triliun atau meningkat sebesar 206% dari 2014 ke 2019.

"Bahkan proporsi dana desa terhadap total belanja pemerintah juga semakin meningkat," ungkap Yusuf kepada Bisnis.com, Rabu (15/1/2020).

Dia menambahkan, perlu dikaji bahwa dalam pemanfaatan dana desa perlu evaluasi. Misalnya selama pelaksanaan program dana desa di antaranya data yang digunakan untuk menghitung alokasi dana seringkali tidak diperbaharui.

Maka untuk memaksimalkan dana desa, pemerintah perlu meningkatkan penguatan institusi ekonomi desa dalam bentuk BUMDES.

"Hal ini untuk mengurangi ketimpangan kepemilikian sumber daya di desa yang seringkali hanya dimiliki oleh segelintir orang," terang Yusuf.

Di samping itu, untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja di desa pemerintah perlu meningkatkan balai rakyat pusat pembelanjaran mandiri komunitas di masing-masing desa.

Yusuf juga menyoroti aspek lain yakni proses pengawasan. Dia menilai, keterlibatan masyarakat desa perlu ditingkatkan dalam setiap perumusan dan kebijakan desa baik itu di Musrenbangdes, RPJMDesa, hingga APBD Desa.

Kepala Badan Pusat Statistik Kecuk Suhariyanto menyatakan, persentase kemiskinan per September 2019 tercatat 9,22% atau setara dengan 24,79 juta orang.

Dia menyebut angka kemiskinan ini sudah turun sebesar 0,19% dibandingkan dengan Maret 2019 atau turun 0,44% dibandingkan dengan September 2018.

"Meski total kemiskinan menurun banyak persoalan yang dihadapi. Salah satu adalah masih tinggi disparitas kemiskinan kota dan desa," ujarnya.

Dia menjelaskan, pada presentase kemiskinan ini maka perlu upaya turunkan kemiskinan di desa yang mayoritas bekerja di pertanian.

Kecuk menyebut penurunan presentase kemiskinan di Indonesia masih dihadapkan pada tingginya dipasritas kota dan desa. Beberapa faktor adalah upah buruh tani yang naik tipis, begitupula upah nominal buruh bangunan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper