Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komoditas Pertanian Cetak Kenaikan Ekspor Terbesar sepanjang 2019

Komoditas pertanian mencetak kenaikan ekspor terbesar sepanjang tahun lalu dibandingkan komoditas ekspor lainnya. Adapun realisasi total ekspor 2019 mencapai US$167,53 miliar.
Pekerja memeriksa buah kakao di Sunggal, Deli Serdang, Sumut, Selasa (8/1). /Bisnis.com
Pekerja memeriksa buah kakao di Sunggal, Deli Serdang, Sumut, Selasa (8/1). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Komoditas pertanian mencetak kenaikan ekspor terbesar sepanjang tahun lalu dibandingkan komoditas ekspor lainnya. Adapun realisasi total ekspor 2019 mencapai US$167,53 miliar.

Kepada Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menuturkan secara month to month atau Desember 2019 dibandingkan November 2019, seluruh komoditas mengalami kenaikan, mulai dari migas, pertanian, industri pengolahan, hingga petambangan dan lainnya.

Untuk migas, pada Desember ini mengalami kenaikan sebesar 12,09% dibandingkan November 2019. Komoditas pertanian naik 10,24%, industri pengolahan naik sebesar 2,57% serta komoditas pertambangan dan lainnya naik 4,71%. Secara kumulatif, total ekspor pada Desember 2019 mengalami kenaikan 3,77% dibandingkan November 2019.

Sementara itu, secara year on year, komoditas migas mengalami penurunan  paling besar, yaitu 31,94% dibandingkan 2018, sedangkan komoditas pertanian mengalami kenaikan paling besar, yaitu 24,35%.

“Kalau dibandingkan dengan November 2019 itu ada beberapa komoditas pertanian buah-buahan, tanaman obat aromatik dan rempah-rempah, serta mutiara hasil budi daya. Sementara kalau dibandingkan periode yang sama 2018, itu ada komoditas buah-buahan tahunan, sarang burung, hasil hutan bukan kayu, dan biji kakao,” katanya, Rabu (15/1/2020).

Sementara untuk industri pengolahan yang memiliki porsi paling besar dari total ekspor Desember 2019, yaitu sebanyak 75,04%, Suhariyanto mengatakan kenaikannya sebesar 2,57%.

“Komoditas yang paling besar ekspornya dari industri pengolahan ini, yakni minyak kelapa sawit bukan hanya karena harga, tapi juga volume, kemudian pakaian jadi, konveksi dan tekstil, minyak kelapa, kimia dasar organik. Sedangkan untuk pertambangan yang berkontribusi, yaitu bijih tembaga, aspal dan batu kerikil,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper