Bisnis.com, JAKARTA - Investasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat yang selama ini mandek akhirnya sukses direalisasikan.
Eksekusi investasi ini dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, mewakili Presiden Jokowi saat menerima sejumlah CEO dan investor pada Minggu (12/1/2020) di Emirates Palace Hotel, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).
Dalam pertemuan itu, Bahlil merealisasikan sejumlah potensi investasi yang telah lama terkatung-katung, salah satunya adalah PLTS Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat. Nilai investasi pada proyek ini sekitar Rp1,8 triliun.
Bahlil mengatakan, salah satu alasan pentingnya investasi ini dipercepat adalah porsi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada bauran energi pembangkit nasional masih sedikit, sekitar 10% dari total bauran energi. Pada 2025, pemerintah menargetkan porsi EBT mencapai 23%.
"Selain itu, porsi PLTS dari kapasitas eksisting listrik nasional baru sebesar 5 MW," jelas Bahlil dikutip dari keterangan pers.
PLTS ini akan menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara, memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di ASEAN setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.
Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi mengatakan, investor dalam proyek ini adalah perusahaan EBT bernama Masdar. Ia mengatakan, Masdar adalah salah satu perusahaan EBT terbesar di kawasan teluk. Pihaknya juga memastikan perizinan investasi proyek ini akan dipercepat sesuai dengan arahan Kepala BKPM.
Dalam proyek ini, Masdar akan bermitra dengan cucu usaha PT PLN (Persero) yakni PJB membangun PLTS Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat.
Sementara itu, CEO Masdar Mohamed Jameel Al Ramahi berjanji akan mengajak mitra-mitra dan investor koleganya di seluruh dunia untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kami merasakan kemudahan dan kecepatan pelayanan berinvestasi di Indonesia setelah Instruksi Presiden No.7/2019. Kami punya rekan-rekan investor sampai ke Karibia sekalipun," ujar Jameel.