Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Siap Bantu Smelter yang Kesulitan Pendanaan

Pemerintah berencana menjadi fasilitator antara industri smelter yang kesulitan pendanaan dengan lembaga pemberi pinjaman atau lender. 
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berencana menjadi fasilitator antara industri smelter yang kesulitan pendanaan dengan lembaga pemberi pinjaman atau lender

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Perencanaan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Triharyo Soesilo mengatakan rencana tersebut dilakukan untuk mempercepat pembangunan smelter. Akhir tahun ini, seharusnya smelter sudah mulai tahap konstruksi. Namun, sebagian besar masih mengalami masalah pendanaan.

Hingga November 2019, dari 67 smelter yang akan dibangun, telah ada 17 smelter dengan progress pembangunan 100%, progres 40% sampai 90% sebanyak 13 smelter, dan progres kurang dari 40% 37 smelter. 

Menurutnya, pemerintah berkepentingan dalam hilirisasi sektor tambang untuk meningkatkan nilai tambah. Di satu sisi, bantuan di bidang investasi dibutuhkan oleh industri smelter tersebut, terutama yang mengalami kesulitan melakukan pendanaan.

Rencananya, pada awal 2020 akan diadakan sejumlah sesi yang mempertemukan lender dengan industri smelter untuk membantu pendanaan. Rencana menjadi fasilitator tersebut, katanya, merupakan kegiatan utama pemerintah pada 2020. 

Bantuan pendanaan tersebut tidak hanya berfokus pada smelter yang progresnya di bawah 40%, tetapi juga terbuka untuk setiap industri pengolahan dan pemurnian. Hanya saja, smelter dengan progres di bawah 40% memang menjadi fokus utama. 

"Kami menjadi semacam fasilitator lah, kami minta tolong nanti seperti BKPM, PT SMI, PT Bahana, PT Danareksa. Jadi, kami semacam mak comblang, supaya dikenal di publik, ditawarkan di masyarakat," katanya, Jumat (20/12/2019).

Menurutnya, jumlah smelter yang harus dibantu pendanaan masih perlu dihitung karena hingga saat ini progres pembangunan yang terdata baru sampai di akhir November 2019.

"Kalau di bawah itu [progress di bawah 40%] pertama kami bantu, ada juga diberi peringatan warning," katanya.

Diakuinya, pendanaan memang bukan  satu-satunya masalah yang ditemui industri dalam membangun smelter. Industri smelter juga dihadapkan dengan masalah harga energi yang mahal, harga tanah yang mahal, maupun masalah keekonomian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper