Bisnis.com, JAKARTA - Momentum peningkatan sentimen konsumen pada kuartal IV/2019 dipandang perlu dijaga dalam rangka mempertahankan konsumsi rumah tangga pada akhir tahun 2019 dan tahun depan.
Dalam konferensi pers APBN Kita yang diselenggarakan Kamis (19/12/2019), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sentimen konsumen positif dengan merujuk pada menguatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Penjualan Riil (IPR).
Per November 2019, IKK tercatat pada angka 124,2, lebih tinggi dari sebelumnya dimana IKK tercatat sebesar 118,4 dan kuartal III/2019 yang tercatat sebesar 123,4.
IKK November 2019 didukung oleh meningkatnya persepsi konsumen atas ketersediaan lapangan kerja, penghasilan saat ini, dan pembelian durable goods.
Penguatan IKK terjadi pada seluruh konsumen di seluruh kelompok pengeluaran terutama pada responden dengan pengeluaran sebesar Rp2,1 juta hingga Rp3 juta.
Hal yang sama juga nampak pada indikator IPR dengan pertumbuhan indeks di angka 2,9% (yoy) pada Oktober 2019. Hal ini lebih baik dibandingkan dengan September 2019 di mana IPR hanya tumbuh 0,7% (yoy).
IPR Oktober 2019 tumbuh lebih baik terutama didorong oleh peningkatan penjualan komoditas makanan, minuman, tembakau, suku cadang, dan aksesori.
"Ini hal yang perlu dijaga momentumnya, ditambah dengan capital inflow yang positif hal ini diharap bisa membalik tren perlemahan akibat kondisi global," ujar Sri Mulyani.
Dari sisi finansial, Indonesia menikmati capital inflow yang besar pada 2019 terutama investasi menuju instrumen obligasi.
Per Januari hingga November 2019, capital inflow menuju instrumen obligasi mencapai US$12,1 miliar, sedangkan capital inflow menuju instrumen saham mencapai US$2,89 miliar.