Bisnis.com, BOJONEGORO - PT Pertamina EP Cepu (PEPC) melaksanakan pemboran tapak sumur sebagai tindak lanjut tajak sumur di Lapangan Jambaran East, Proyek Jambaran Tiung-Biru (JTB).
Pemboran dimulai pada tapak sumur JAM-3 yang berlokasi di Lapangan Gas Jambaran East secara bertahap dan dilanjutkan ke sumur lainnya, seperti JAM-5, JAM-6, dan JAM-7 yang berada di Lapangan Gas Jambaran Central
Saat ini, perkembangan operasi pengeboran telah menyelesaikan trayek lubang 12-1/4” di sumur JAM-3 dan JAM-5 di Jambaran East. Sementara itu, sumur JAM-8 masih dibor.
Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengatakan pada tahun depan pihaknya akan memulai pengeboran dua sumur. Adapun sumur yang dimaksud adalah Sumur JAM-6 dan Sumur JAM-7 yang berada di Jambaran Central.
“Kami akan memulai lagi pengeboran dua sumur tersebut pada tahun depan,” katanya, Rabu (18/12/2019).
Untuk mengebor dua sumur tersebut, PEPC yang bekerja sama dengan Pertamina Drilling Services beserta subkontraktornya akan mengawali pekerjaan operasi pengeboran pada Juli hingga September 2020 dengan mengusung rig dari Kabupaten Blora.
Sementara itu, terkait perkembangan pekerjaan EPC Gas Processing Facility, PEPC telah memindahkan alat absorber 2 dan selexol dengan menggunakan kendaraan multiaxle-1 pada awal Desember lalu.
Dengan tahapan-tahapan yang dihadapi saat ini, PEPC fokus menjalankan komitmen untuk mempercepat penyelesaian proyek JTB sehingga onstream tepat waktu pada 2021.
Jamsaton menambahkan dari awal pengerjaan proyek JTB, pihaknya tetap menjaga performa health, safety, security and environment (HSSE) dengan nihil kecelakaan.
"Saya kira HSSE kami masih yang terbaik dari seluruh anak usaha Pertamina. Dari aspek proyek strategis nasional, JTB masih lebih maju dibandingkan dengan yang lain," tambahnya.
Per November lalu, proyek ini sudah maju 0,8% dibandingkan dengan perencanaan sebesar 46,5%. Dari sisi pengeboran, pihaknya dapat menghemat 26 hari dibandingkan dengan perencanaan.
Kendati demikian, Jamsaton menyatakan masih ada pekerjaan rumah PEPC yang harus dikerjakan, a.l menyelesaikan pengiriman peralatan kendaraan berat tahap berikutnya, pengeboran sumur, pembangunan fasilitas untuk produksi, perizinan untuk beberapa fasilitas, hingga ke pengembangan kapasitas masyarakat.
“Kami bersyukur bekerja sama dengan mitra kerja kami yang kompeten di bidangnya, ini merupakan sebuah kolaborasi yang harmonis antara kami," ujarnya.
Adapun proyek JTB memiliki kapasitas produksi gas 192 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dan cadangan 2,5 triliun kaki kubik (tcf) yang dialirkan melalui pipa gas Gresik-Semarang.