Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aramco Capai Target Valuasi US$2 triliun

Saham perusahaan naik pada batas harian menjadi 37,8 riyal pada pembukaan di Riyadh sebelum memangkas kenaikan.
Seorang pegawai mengenakan helm Saudi Aramco di salah satu fasilitas milik perusahaan minyak itu di Abqaiq, Arab Saudi, Sabtu (12/10/2019)./Reuters-Maxim Shemetov
Seorang pegawai mengenakan helm Saudi Aramco di salah satu fasilitas milik perusahaan minyak itu di Abqaiq, Arab Saudi, Sabtu (12/10/2019)./Reuters-Maxim Shemetov

Bisnis.com, JAKARTA - Saudi Aramco melonjak pada perdagangan hari kedua, mendorong valuasi raksasa minyak tersebut melampaui angka US$2 triliun yang mengasingkan investor global dan mendorong kerajaan untuk akhirnya fokus pada listing di bursa domestik.

Saham perusahaan naik pada batas harian menjadi 37,8 riyal pada pembukaan di Riyadh sebelum memangkas kenaikan.

Dilansir melalui Bloomberg, volume perdagangan melonjak mmenjadi 170 juta pada Kamis (12/12/2019), pukul 10:24 waktu setempat, dibandingkan dengan volume total sebesar 31,6 juta pada Rabu (11/12/2019).

Aramco mengumpulkan US$25,6 miliar dalam penawaran umum perdana terbesar yang pernah ada dengan menjual saham sebesar 32 riyal per lembar.

Perusahaan milik negara ini menyalip Microsoft Corp dan Apple Inc. sebagai perusahaan terdaftar paling berharga.

Aksi korporasi ini identik dengan tokoh kontroversial, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan upayanya untuk membentuk kembali ekonomi eksportir minyak terbesar di dunia.

Tuntutannya untuk mencapai valuasi US$2 triliun mendorongnya untuk bertumpu pada investor lokal dan sekutu regional.

Meskipun pencapaian target ini akan memberikan pembuktian keberhasilan pemerintah Saudi, valuasi ini justru akan mempersulit rencana Aramco untuk menjual sebagian sahamnya di luar negeri seperti yang direncakan Pangeran Mohammed sejak 2016.

"Dual listing dapat menghimpun dana hingga US$100 miliar," ujarnya waktu itu.

Analis di Sanford C. Bernstein & Co. merekomendasikan klien mereka, yang memiliki investasi di Saudi Aramco, agar segera menarik profit setelah saham perusahaan terbesar dunia itu melonjak 10% pada perdagangan hari pertama, Rabu (11/12/2019).

Menurut analis Bernstein, Neil Beveridge dan Oswald Clint, dividen yield yang rendah, risiko politik dari pemerintah yang menjalankan perusahaan, dan prospek harga minyak yang suram mengarah pada valuasi Saudi Aramco yang tercatat lebih rendah 28% dari US$1,88 miliar yang dicapai setelah hari pertama perdagangan di Riyadh.

“Untuk investor yang telah mendapat manfaat sejauh ini, kami [sarankan] untuk mengambil untung sampai di sini. Bagi yang belum, kami akan menunggu sampai ada entry point yang lebih baik, yang pasti akan datang," kata Beveridge dalam catatan, dikutip melalui Bloomberg, Kamis (12/12/2019).

Bernstein mengatakan mereka akan terkejut jika dalam jangka pendek perusahaan ini tidak mencapai target valuasi US$2 triliun yang ditetapkan Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman sejak lebih dari 3 tahun lalu.

Tetap saja, IPO adalah momen penting bagi sebuah bisnis yang menjadi sumber dana bagi Arab Saudi dan para penguasanya selama beberapa dekade.

Pertama kali diluncurkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada 2016 dengan ambisi untuk mengumpulkan sebanyak US$100 miliar, penjualan saham itu disebut-sebut sebagai bagian dari cetak biru ekonomi Arab Saudi di samping minyak.

Debut ini disambut gembira oleh para investor Saudi dan Teluk, yang melihat harga saham didukung oleh dividen dijamin Aramco, membeli dengan dana pelacakan indeks dan fakta bahwa wilayah tersebut tidak memiliki perusahaan minyak besar terdaftar lainnya.

"Valuasi Aramco senilai US$2 triliun dibenarkan karena aliran dividen yang dijamin," tulis analis Arqaam Capital termasuk Rita Guindy dan Jaap Meijer dalam sebuah laporan sebelum target itu tercapai.

Arqaam memperkirakan peningkatan dividen bertahap sebesar 2% per tahun yang berpotensi ditambahkan oleh pembayaran khusus sebesar US$20 miliar dalam 3 tahun ke depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper