Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selundupkan Harley Davidson, Berapa Denda yang Harus Dibayar Garuda?

Kementerian Perhubungan berencana menjatuhkan denda kepada PT Garuda Indonesia (persero) Tbk menyusul dugaan penyelundupan motor Harley Davidson melalui pesawat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. JIBI/Bisnis/Rinaldi Mohammad Azka
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. JIBI/Bisnis/Rinaldi Mohammad Azka

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan berencana menjatuhkan denda kepada PT Garuda Indonesia (persero) Tbk menyusul dugaan penyelundupan motor Harley Davidson melalui pesawat.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan sanksi itu didasari ketidaksesuaian nota muatan (manifes) dengan flight approval alias persetujuan penerbangan tersebut.

"Soal barang tak tercatat ada regulasinya. Garuda didenda, kami akan layangkan surat," ujarnya di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Jumat (6/12/2019).

Menurut dia rincian denda akan disampaikan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada informasi terbaru, baik soal tenggat efektif maupun jumlahnya.

Budi hanya menyebut sanksi administrasi itu tak mengarah ke persoalan penumpang, namun terkait kargo bawaan.

"Selama bukan penerbangan komersial, soal penumpang tak apa," ujarnya.

Penerbangan pengantaran (ferry flight) untuk menjemput pesawat Airbus 300-900 Neo ke Indonesia, usai dibeli Garuda, tercatat mengangkut 21 orang. Pesawat mengudara pada 16-17 November dari pabrik Airbus di Toulouse, Prancis, itu mengangkut 21 orang.

Dari salinan manifes, hanya ada delapan nama resmi anggota perseroan, salah satunya I Gusti Ngurah Askhara yang baru dicopot dari kursi Direktur Utama Garuda Indonesia.

 Sisanya orang luar, termasuk beberapa nama penting mitra Garuda, seperti Joe Surya, petinggi Maxindo Nusantara Group.

Ari, panggilan Askhara, ditengarai sebagai pemilik Harley tersebut. Setelah dibeli lewat perantara di Amsterdam pada April lalu. Motor mahal itu diurai menjadi 15 paket yang diselipkan ke ferry flight pesawat anyar Garuda.

Budi berjanji bakal mengevaluasi sistem kepabeanan penerbangan bersama otoritas bea cukai.

"Dibahas detail untuk menanggulangi masalah seperti ini."

Meski menolak mengomentari ihwal denda ke Garuda, Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah I Soekarno-Hatta, Herson, mengatakan stafnya mendampingi tim kementerian kala memeriksa ferry flight tersebut.

Rujukan regulasinya berlapis, mulai dari Permenhub Nomor 78 Tahun 2017 tentang sanksi administratif penerbangan, hingga serta Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Nomor 195/IX/2008 mengenai petunjuk flight approval.

"Ferry flight itu tanpa penumpang umum atau berbayar, baik dari dan ke luar negeri," ucapnya.

"Contohnya kru dan teknisi." 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper