Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT LAJ Bina Petani Hutan di Tebo, Jambi

Bisnis.com, JAKARTA– PT Lestari Asri Jaya (LAJ) perusahaan pengelola Hutan Tanaman Industri (HTI) Karet menggelar kegiatan tanam perdana pertanian terpadu yang merupakan bagian dari program pembinaan dan pelatihan kepada petani penggarap skala kecil di area HTI LAJ dan PT Wanamukti Wisesa yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Wana Mitra Lestari.   
Pembinaan petani hutan oleh PT Lestari Asri Jaya di Tebo, Jambi./Istimewa
Pembinaan petani hutan oleh PT Lestari Asri Jaya di Tebo, Jambi./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA– PT Lestari Asri Jaya (LAJ) perusahaan pengelola Hutan Tanaman Industri (HTI) Karet menggelar kegiatan tanam perdana pertanian terpadu yang merupakan bagian dari program pembinaan dan pelatihan kepada petani penggarap skala kecil di area HTI LAJ dan PT Wanamukti Wisesa yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Wana Mitra Lestari.       

Hadir dalam kegiatan yang digelar di Desa Napal Putih, Tebo, Jambi ini Direktur Operasional PT LAJ, Kepala KPHP Tebo Barat, Kepala Dinas Pertanian Tebo dan Ketua serta anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Wana Mitra Lestari.   

Meizani Irmadhiany, Corporate Affairs Director PT LAJ mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan ini telah menjangkau lebih dari 700 petani dan merupakan wujud komitmen perusahaan untuk membina petani penggarap skala kecil yang tinggal dan menggantungkan hidupnya di lahan di dalam area kerja PT LAJ dan PT Wanamukti Wisesa. 

“Ini adalah wujud komitmen perusahaan untuk melaksanakan pembinaan dan pemberdayaan petani kecil melalui implementasi program pertanian terpadu di Kabupaten Tebo, Jambi,” tegas Meizani Irmadhiany.

Sugiyo, Ketua KTH Wana Mitra Lestari mengatakan selama ini anggota kelompoknya menggantungkan kehidupan sehari – hari dengan bertanam dan menjual getah karet. Sebagian pendapatan mereka harus digunakan untuk membeli sayur mayur dan kebutuhan pangan. Ketika harga jual karet relatif rendah, mereka kesulitan memenuhi kebutuhan sehari – hari. “Pelatihan budidaya sayuran ini sangat bermanfaat karena kami dapat memproduksi sendiri kebutuhan pangan dan juga menambah pendapatan keluarga,” kata Sugiyo.

Awalnya, ujar Sugiyo, pihaknya sering merasa was was akan status tinggal di kawasan hutan produksi yang perizinan pengelolaannya diberikan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup kepada PT LAJ. Namun dia bersyukur karena ternyata diperbolehkan tetap mengelola lahan dan bergabung dalam program pembinaan sesuai aturan pemerintah.

“Alhamdullilah pada September lalu kami sudah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan PT LAJ disaksikan langsung oleh Pemerintah Kabupaten Tebo dan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi. Salah satu isi kesepakatannya adalah kami akan mengembangkan program pertanian terpadu untuk ketercukupan pangan petani melalui tanaman sayur mayur dan perikanan,” kata Sugiyo.

Sugiyo menuturkan bahwa sejak Oktober mendapat dukungan dari PT LAJ berupa bibit, pupuk dan sarana produksi lainnya serta alat berat untuk persiapan lahan  pertanian terpadu mereka yang seluas kurang lebih 1 hektare. KTH Wana Mitra Lestari juga diajak mengikuti berbagai pelatihan tentang pertanian terpadu dan workshop ke daerah yang telah menerapkan model pertanian ini di Tanjung Jabung Barat dan Yogyakarta. 

Salah satu hal yang menarik model pertanian terpadu yang dikembangkan ini tidak saja memadukan lebih dari dua jenis tanaman dan perikanan tetapi mengutamakan cara bercocok tanam yang memperhatikan lingkungan dengan mengutamakan penggunaan pupuk organik. Petani juga dilatih memanfaatkan sumber daya dan limbah yang ada di sekitar untuk dijadikan pupuk seperti kotoran hewan, sisa sampah rumah tangga, dedaunan dan lain – lain. Model ini selaras dengan konsep FAO (Food and Agriculture Organization) lembaga pangan PBB,  tentang pertanian berkelanjutan yang merupakan praktk budidaya pangan yang dalam waktu bersamaan dapat meningkatkan produktivitas petani untuk masalah ketahanan pangan dan juga berkontribusi untuk mengurangi risiko karena perubahan iklim.

Hingga Oktober 2019, terdapat 10 desa di sekitar area kerja PT LAJ dan PT Wanamukti Wisesa  yang melaksanakan program pertanian terpadu melalui Kelompok Tani Hutan (KTH) seperti Desa Kuamang, Desa Balai Rajo, Desa Sungai Karang, Desa Semambu, Desa Suo – suo, Desa Aur Cino, Desa Muaro Sekalo dan beberapa desa  lainnya. Ada pun komoditas yang dibudidayakan oleh para petani adalah  padi, sayur-mayur, ikan lele, ikan nila, dan buah-buahan. Program pertanian terpadu ini merupakan hasil inisiasi PT LAJ bekerjasama dengan Yayasan Bakti Barito.

“Kami berharap melalui kegiatan ini para petani penggarap skala kecil bisa meningkatkan ketercukupan pangan dan pendapatan mereka. Hasil panen padi ladang, sayur mayur dan ikan dari lahan pertanian mereka bisa digunakan untuk kebutuhan sehari – hari dan sisanya dapat dijual bersama – sama kelompok ke perusahaan untuk para karyawan. Kerjasama ini tentu harapannya dapat berkesinambungan mengingat jumlah karyawan PT LAJ dan PT Wana


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper