Bisnis.com, JAKARTA — Integrator peternakan mendukung hadirnya industri tepung telur di Indonesia. Pasalnya, industri ini dianggap potensial karena selain menyerap hasil produksi peternak, juga menghadirkan variasi untuk masyarakat dalam mengonsumsi telur.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Pembibitan Unggas (GPPU) Achmad Dawami mengatakan untuk menghadirkan industri ini membutuhkan investasi, pengalaman, waktu, skala, dan pendanaan yang perlu dikoordinasikan sejumlah pihak.
"Investasinya bukan sedikit untuk industri karena betul-betul higienis. Telur media yang paling gampang terkontaminasi dengan bakteri, pasti pabriknya seperti laboratorium," ujarnya, Kamis (17/10/2019).
Selain itu, perlu dukungan penyediaan tempat atau lahan untuk pembangunan pabrik tepung telur. Terkait hal tersebut, kemudahan perizinan dan pendanaan dari bank dinilai sangat menentukan.
Pemerintah pun perlu membuat kebijakan yang mendukung seperti insentif pajak. "Operasionalnya biar swasta yang jalan," imbuhnya.
Industri tepung telur ini menurut Dawami tidak hanya sebagai penyangga, namun bisa berskala besar.
Sementara itu, Kasubdit Hasil Laut, Perikanan, dan Peternakan Kementerian Perindustrian Wahyuni Rianti menyatakan pihaknya sangat mendukung terbentuknya industri tepung telur ini. Tepung telur menurutnya dapat meningkatkan lamanya waktu penyimpanan.
Kendati demikian, untuk pengembangan industri ini diperlukan studi kelayakan terlebih dahulu. "Walaupun dibuat tepung, kesegaran, kebersihan, keutuhan telur harus terjaga," tuturnya.
Untuk suplai bahan baku ini, industri juga perlu jaminan ketersediaannya dan diharapkan tidak bergantung pada 1 pemasok.