Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lion Air Masuk Bursa Tahun Ini, Alvin Lie : Keputusan Tepat!

Pemerhati penerbangan yang juga anggota Ombudsman Republik Indonesia Alvin Lie mengatakan pertumbuhan permintaan penerbangan di dalam negeri dalam 10 tahun terakhir selalu tumbuh dua digit.
Aktivitas penerbangan pesawat udara di Sultan Hasanuddin International Airport Makassar (SHIAM), Sulawesi Selatan, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Aktivitas penerbangan pesawat udara di Sultan Hasanuddin International Airport Makassar (SHIAM), Sulawesi Selatan, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA -- Langkah Lion Air Group melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) bisa menjadi keputusan yang tepat karena industri penerbangan di Indonesia dinilai masih cukup prospektif.

Pemerhati penerbangan yang juga anggota Ombudsman Republik Indonesia Alvin Lie mengatakan pertumbuhan permintaan penerbangan di dalam negeri dalam 10 tahun terakhir selalu tumbuh dua digit. Iklim bisnis penerbangan pada tahun ini diprediksi bakal membaik kendati sempat lesu pada paruh pertama.

"Ke depan dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, tuntutan mobilitas semakin tinggi, dan perkembangan pasar e-commerce, maka kebutuhan transportasi udara masih menjanjikan," katanya, Kamis (10/10/2019).

Dia menambahkan IPO merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memperkuat permodalan. Saham yang dilepas ke publik hanya sebagian kecil, sedangkan pemilik perusahaan masih punya kendali.

Regulator juga telah menetapkan bermacam persyaratan bagi sebuah perusahaan untuk melantai di bursa. Jika Lion Group sudah memenuhi persyaratan tersebut, dia menilai hal itu sah-sah saja.

"Lion pasti sudah mempertimbangkan jauh-jauh hari. Mereka pasti juga punya konsultan yang andal," ujarnya.

Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (International Air Transport Association/IATA) memprediksi jumlah penumpang pesawat Indonesia bakal mencapai 250 juta penumpang per tahun dan menduduki posisi kelima dari 10 besar dunia pasar penumpang angkutan udara pada 2036.

Sementara, jumlah penumpang udara di seluruh dunia terus meningkat melebihi 4,3 miliar perjalanan sepanjang 2018. Negara dengan kontribusi terbesar masih dipegang Amerika Serikat dengan 590 juta orang. Disusul China dengan 515 juta orang dan India sebanyak 116 juta orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hendra Wibawa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper