Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Oktober 2019, Harga Batu Bara Acuan Terendah Sejak 3 Tahun Terakhir

Memasuki kuartal IV/2019, harga batu bara acuan (HBA) tertekan ke level US$64,8 per ton pada Oktober 2019 sekaligus menjadi yang terendah dalam 3 tahun terakhir.
Aktivitas penambangan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis
Aktivitas penambangan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Memasuki kuartal IV/2019, harga batu bara acuan (HBA) tertekan ke level US$64,8 per ton pada Oktober 2019 sekaligus menjadi yang terendah dalam 3 tahun terakhir.

Untuk diketahui, harga batu bara acuan (HBA) sepanjang tahun ini terus berada dalam tren penurunan dan hanya sekali mencetak kenaikan bulanan. 

Alhasil, rerata HBA sepanjang periode Januari-Oktober 2019 turun menjadi US$80,22 per ton. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan rerata HBA pada periode yang sama tahun lalu senilai US$99,72 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan penurunan HBA terjadi karena masih berlarutnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat sehingga memukul harga komoditas.

Sementara itu, lanjut Agung, terjadinya banjir di India yang akan menghentikan aktivitas produksi selama kurang lebih satu bulan dinilai akan berdampak pada kenaikan HBA bulan depan.

"Bukan berdampak bulan ini, tetapi mungkin bulan depan akan berpengaruh naiknya HBA akibat banjir di India," tutur Agung, Senin (7/10/2019). 

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan turunnya HBA dikarenakan harga batu bara dunia, yang turut membentuk HBA, masih rendah. 

"Iya karena harga batu bara dunia yang masih rendah, jadi HBA Oktober turun," ujarnya. 

Menurutnya, HBA yang terus melemah bakal berdampak ke penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Adapun berdasarkan data ESDM per 7 Oktober 2019, realisasi PNBP mencapai Rp32,79 triliun atau sebesar 75,78% dari yang ditargetkan senilai 43,27 triliun.

"Semoga sampai, masih ada 3 bulan lagi," ucap Bambang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Lucky Leonard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper