Bisnis.com, PUNCAK, Bogor - Jalur lalu-lintas di wilayah Puncak, Kabupaten Bogor terkenal dengan kepadatannya. Di akhir pekan tak jarang kendaraan antre sejak jalur tol menuju perempatan Gadog. Begitu pula dari arah Tajur.
Di jalur tol mendekati perempatan ke arah Taman Safari kerap para pengemudi ojek menawarkan jasa panduan, mengarahkan pengemudi kendaraan roda empat yang mencari jalan pintas untuk keluar dari barisan kendaraan yang mengular.
Terkait kondisi lalu-lintas di kawasan tersebut, Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin membentuk program Save Puncak. Program ini merupakan bentuk penanganan lalu lintas di kawasan Puncak Kabupaten Bogor yang kerap dipadati hingga 19.000 kendaraan ketika akhir pekan.
"Saya bersama Kepala BPTJ, Kapolres Bogor, dan tokoh masyarakat setempat bertemu dan sepakat untuk melakukan program-program penyelesaian yang diberi nama Save Puncak," jelas Ade kepada Antara di Bogor, Minggu (6/10/2019).
Menurut Ade, program tersebut terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu penanganan jangka pendek, panjang, dan menengah.
Penanganan jangka pendek yaitu memberlakukan sistem 2-1 sebagai pengganti sistem buka-tutup yang sudah digunakan sejak 32 tahun lalu.
"Sistem 2-1 adalah pemberlakuan dua lajur untuk arah Gadog menuju Taman Safari dan satu lajur menuju Gadog. Itu diberlakukan bergantian di kedua arah. Sehingga arus kendaraan naik dan turun terus berlaku sepanjang weekend," papar Ade.
Sedangkan penanganan jangka menengah, menurut bupati yang belum genap setahun memimpin Kabupaten Bogor ini, akan ada jalur alternatif menuju Kawasan Puncak dari pintu keluar Tol Sentul.
Kemudian, penanganan jangka panjang adalah pemberlakuan moda transportasi massal ke kawasan Puncak berupa kereta ringan atau light rail transit (LRT).
Di samping itu, Ade membeberkan penyebab kemacetan yang kerap terjadi di Kawasan Puncak. Salah satunya, antara kapasitas jalan dengan volume kendaraan yang melintas tidak sebanding.
Jalur Puncak memilik panjang sekitar 22,7 kilometer dan lebar rata-rata 7 meter. Menurut Ade Yasin, dengan asumsi panjang kendaraan 5 meter, maka Jalur Puncak maksimal diisi 8.800 unit kendaraan, dengan kondisi dua lapis lajur.
"Tapi pada kenyataannya di masa liburan, volume kendaraan mobil mencapai 15.000 sampai 19.000 unit di Jalur Puncak," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono mengatakan rekayasa lalu lintas baru berupa sistem 2-1 akan mulai diujicobakan pada Minggu 27 Oktober 2019.
"Sistem ini akan uji coba 27 Oktober 2019 dan diharapkan dapat menjadi opsi, selain sistem buka tutup yang sudah diterapkan puluhan tahun hingga saat ini," ujar Bambang.