Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan PT Mentari Lion Airlines atau Lion Air Group tengah menghitung kerugian akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang masih terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro menaksir kerugian datang dari banyaknya penundaan jadwal perjalanan pesawat.
“Kami rugi di sisi operasional. Misalnya tetap harus mengeluarkan biaya bahan bakar untuk perjalanan yang ditunda,” ujarnya saat dihubungi Tempo pada Jumat (27/9/2019).
Selain itu, ada beberapa pesawat yang mesti kembali ke bandara asal perjalanannya lantaran tidak bisa mendarat akibat kabut tebal.
Meski begitu, Danang mengatakan dalam situasi bencana, perusahaan tidak perlu menanggung biaya kompensasi untuk penundaan jadwal.
Dalam kondisi yang disebut keadaan kahar atau force majeure ini, maskapai hanya wajib memberikan pilihan pengubahan jadwal atau menawarkan pengembalian. Keduanya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Baca Juga
Danang tidak menyebut nominal kerugian yang mesti ditanggung entitasnya. Namun, ia mengakui kerugian dari sisi operasional cukup besar.
Berdasarkan laporannya, Lion Air beberapa kali membatalkan jadwal penerbangan karena kabut asap imbas kebakaran hutan dan lahan membuat jarak pandang pilot terganggu. Pada pekan lalu, maskapai berlogo singa merah itu membatalkan setidaknya 28 penerbangan, utamanya di rute yang wilayahnya terpapar kabut asap.
Saat ini, Danang memastikan Lion Air intens berkomunikasi dengan otoritas bandara di daerah terdampak bencana asap untuk memastikan keamanan terbang.
“Kami koordinasikan, khususnya untuk jarak pandang,” ucapnya.