Bisnis.com, BOGOR -- Presiden Joko Widodo berkomitmen untuk terus mempersempit nilai defisit neraca perdagangan Indonesia-China.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri A. M. Fachir yang mendampingi Jokowi saat bertemu dengan Penasehat Hubungan Luar Negeri Presiden China Xi Jinping, Song Tao di Istana Bogor, Jumat (20/9/2019).
"Secara khusus [terkait] bidang perdagangan, Presiden berharap impor China atas CPO ditingkatkan dan juga berbagai komoditas lain seperti buah-buahan dan produk aquatic," ucapnya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai defisit perdagangan Indonesia-China mencapai US$18,4 miliar pada tahun lalu. Adapun komoditas ekspor Indonesia ke China antara lain besi, baja, bubur kayu, dan bahan bakar mineral.
Selain melalui peningkatan ekspor CPO, buah-buahan, dan produk perikanan, Fachir menyebutkan Jokowi juga berharap adanya peningkatan kerja sama kedua negara di Belt and Road Initiative (BRI) dan Poros Maritim Indonesia.
Jokowi, lanjutnya, sempat menyinggung perlambatan ekonomi dunia dan berharap peningkatan kerja sama kedua negara dapat mengurangi dampak negatif perlambatan ekonomi global.
Baca Juga
"Untuk investasi, Presiden secara khusus menyampaikan harapan agar China melihat peluang kerja sama melakukan produksi yang bisa berorientasi ekspor, baik ke Afrika, Timur Tengah, hingga Amerika," tambah Fachir.