Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Biaya, IKM Komponen Otomotif Akan Relokasi Pabrik

Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di sektor komponen otomotif mulai merelokasi pusat produksi ke sejumlah daerah dengan upah minimum lebih rendah.
Onderdil otomotif. /REUTERS
Onderdil otomotif. /REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di sektor komponen otomotif mulai merelokasi pusat produksi ke sejumlah daerah dengan upah minimum lebih rendah.

Wan Fauzi, Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia mengatakan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) setiap tahunnya menyebabkan para pelaku IKM komponen kesulitan.

"Ada pemikiran pindah ke daerah yang UMP-nya lebih rendah," ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Fauzi mengatakan sejumlah pelaku usaha bahkan sudah mematangkan rencana relokasinya. Sejumlah wilayah tujuan baru usaha itu antara lain Cirebon dan Tegal.

PIKKO, kata Fauzi, juga telah memfasilitasi upaya relokasi tersebut. "Faktor UMP memang cukup berpengaruh bagi kami," ujarnya.

Apalagi, sepanjang tahun ini kinerja sektor komponen otomotif cenderung stagnan. Hal itu dinilai sejalan dengan kinerja ekonomi nasional yang tidak mengalami pertumbuhan signifikan.

Di sisi lain, harga komponen produksi, terutama bahan baku yang masih dominan impor, cenderung meningkat.

"Padahal, harga jual kami tidak naik. Harga produk kami mesti tunggu beberapa bulan agar bisa naik."

Tantangan lain yang dihadapi IKM komponen otomotif, kata Fauzi, adalah nihilnya persediaan bahan baku untuk sejumlah komponen kendaraan yang dirakit di dalam negeri atau completely knocked down (CKD).

Sejumlah agen pemegang merek atau APM, sudah menawarkan kepada anggota PIKKO untuk melokalisasi komponen tersebut. Namun, hal itu sulit direalisasikan lantaran pasokan bahan baku dari dalam negeri tidak sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.

"Kami ditawari produk impor yang masih CKD, tapi masalahnya kami cari materialnya, tidak ada di pasaran.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper