Bisnis.com, JAKARTA – Pertama kalinya sejak 1995, Fitch Ratings menurunkan rating utang jangka panjang dalam mata uang asing untuk Hong Kong dari AA+ menjadi AA dengan outlook negatif.
Menurut lembaga pemeringkat internasional tersebut, penurunan peringkat ini dilakukan seiring dengan meningkatnya keraguan mengenai pemerintahan Hong Kong akibat gejolak politik yang melandanya dalam beberapa waktu terakhir.
Penurunan peringkat oleh Fitch untuk Hong Kong sebelumnya dilakukan sebelum bekas jajahan Inggris itu kembali pada China.
Aksi protes yang berlangsung sekitar tiga bulan terakhir memperkuat tekanan terhadap perekonomian yang telah terpukul keras oleh dampak perang perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, dua mitra dagang terbesar Hong Kong.
Protes besar-besaran dan kerusuhan telah meresahkan para investor sekaligus meningkatkan prospek arus keluar modal dari pusat keuangan itu.
“Konflik dan kekerasan berkepanjangan selama berbulan-bulan menguji batas dan kelenturan kerangka kerja 'satu negara, dua sistem' yang mengatur hubungan Hong Kong dengan China daratan,” terang Fitch dalam sebuah pernyataan, yang dilansir melalui Bloomberg (Jumat, 6/9/2019).
Baca Juga
“Peningkatan bertahap dalam hubungan ekonomi, keuangan, dan sosial-politik Hong Kong dengan China daratan menyiratkan integrasi berkelanjutan ke dalam sistem tata kelola nasional China, yang akan menghadirkan tantangan kelembagaan dan peraturan yang lebih besar dari waktu ke waktu,” lanjutnya.
Menurut Fitch, peristiwa yang sedang berlangsung juga telah menimbulkan kerugian jangka panjang pada persepsi internasional tentang kualitas dan efektivitas sistem tata kelola dan aturan hukum Hong Kong, selain mempertanyakan stabilitas dan dinamika lingkungan bisnisnya.
Namun, penurunan peringkat oleh Fitch ini tampak berdampak kecil pada pasar keuangan kota. Indeks MSCI Hong Kong justru diperdagangkan 0,4 persen lebih tinggi pada perdagangan hari ini.
“Hong Kong jelas sedang memasuki resesi ekonomi, karena protes tersebut menjadi pukulan terhadap pariwisata kota dan konsumsi domestik,” ujar Iris Pang, ekonom di ING bank NV.
“Tapi saya pikir masalah demonstrasi dan tata kelola yang lemah tidak akan bertahan selamanya, dan industri keuangan akan tetap stabil. Jadi situasinya tidak akan begitu buruk dalam jangka panjang,” imbuhnya.
Produk domestik bruto (PDB) Hong Kong, lanjut Pang, akan tumbuh sebesar 1 persen tahun ini dan 1,4 persen pada tahun 2020.
Sementara itu, menurut Fitch, pertumbuhan PDB riil untuk Hong Kong kini diperkirakan akan mencatat 0 persen tahun ini, yang menyiratkan "kontraksi langsung" pada paruh kedua 2019. Adapun untuk tahun depan, pertumbuhan Hong Kong diperkirakan mencatat 1,2 persen.