Bisnis.com, JAKARTA — PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) di sektor hulu minyak dan gas bumi akan mengakuisisi blok migas di dalam ataupun luar negeri.
Direktur Utama Saka Energi Nofriadi mengatakan bahwa rencana akuisisi blok migas diarahkan pada wilayah kerja yang siap berproduksi atau yang sudah berproduksi.
"Lebih ke pengembangan, kalau eksplorasi kan butuh waktu," tuturnya, di sela The 43rd IPA Convex 2019, Jumat (6/9/2019).
Dia pun tidak menutup kemungkinan ikut dalam lelang penawaran blok migas tahap III yang digelar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Saka pun terlibat dalam lelang penawaran satu wilayah kerja. Dalam lelang WK migas konvensional tahap III 2019, blok migas yang ditawarkan yakni East Gebang, West Tanjung I, Belayan I, dan Cendrawasah VIII.
"Ikut, tapi hanya untuk salah satu area. Itu kan lelang jadi belum tahu dapat atau tidak," tambahnya.
Selain akuisisi blok migas di Tanah Air, Saka juga memikirkan untuk ekspansi luar negeri. Saat ini, satu-satunya anak usaha PGN di hulu migas ini masih memilah beberapa wilayah potensial di kawasan Asia Tenggara.
Dia menjelaskan kajian untuk mengakuisisi blok migas di Asia Tenggara dilakukan untuk melihat kondisi subsurface.
"Selama dia ekonomis, kenapa tidak? Kalau bisa, sumber gasnya dekat dengan infrastruktur PGN, jadi vertical integrated," ujarnya.
Selain itu, Saka juga memikirkan ekspansi di Kawasan Timur Indonesia. Saat ini, Saka mengelola dua blok eksplorasi di KTI, yakni blok Wokam dan blok West Yamdena.
Segala macam bentuk ekspansi ke depan, lanjut Nofriadi adalah untuk mencapai produksi di sekitar 50.000 barel ekuivalen per hari (boepd) dalam lima tahun mendatang.
Sepanjang semester I/2019, produksi migas tercatat sebesar 38.034 barrels of oil equivalent per day (boepd) atau melebih target yang dicanangkan sebesar 37.850 boepd.
"Pada akhir tahun proyeksi hanya sebesar 37.500-an boepd karena akan ada curtailment di Muara Bakau.”