Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Energy & Engineering 2019 Exhibitions menjadi forum yang akan mempertemukan pelaku industri, asosiasi, dan lembaga pemerintah untuk menunjukkan kesiapan mereka dalam mendukung Sustainable Development Goals 2030 (SDGs).
“Pameran ini mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di industri energi dan rekayasa konstruksi,” tutur Event Director PT Pamerindo Indonesia Maysia Stephanie dalam konferensi pers Indonesia Energy & Engineering 2019 Exhibitions, Selasa (3/9/2019).
Pada kesempatan yang sama, Chief Operating Officer PT Sacindo Machinery Bowo Pangarso mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan jadi isu sentral dalam industri konstruksi dan beton.
Menurutnya, perusahaan yang menerapkannya akan mengeluarkan biaya lebih besar, tetapi sebagai investasi jangka panjang yang memberikan jaminan keberlanjutan.
“Visi ini menuntun kami untuk mencari dan berusaha terhubung dengan jaringan yang besar. Di sisi lain, kami juga dapat melihat pesaing terkait investasi keberlanjutan di pameran ini,” ujarnya.
Untuk sektor energi, President Director Endress+Hauser Henry Chia mengatakan industri migas nasional telah mengarah pada pengawasan proyek dengan proses automasi dan digitalisasi. Menurutnya, yang menjadi tantangan adalah pemanfaatan data-data yang terkumpul dari digitalisasi agar dapat meningkatkan efisiensi proyek.
Dia mencontohkan dalam proses produksi siap jual (lifting), ada banyak aktivitas transaksi yang melibatkan aspek loading dan off-loading.
“Desain tangki selalu ada kemungkinan over filled, ya tumpah. Ini harus kita cegah sehingga ketika banyak kegiatan, proses [digitalisasi] kita membantu di situ,” katanya
Adapun ajang pameran Energy and Engineering Indonesia diselenggarakan pada 18-21 September 2019 di Jakarta International Expo. Lima pameran yang ada diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam mendorong implementasi pembangunan berkelanjutan di Tanah Air.