Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) menyiapkan waktu transisi selama 3 tahun ke depan untuk mengelola penuh bisnis distribusi dan regasifikasi gas alam cair (LNG) sebagai bagian pembentukan subinduk usaha migas nasional.
Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan pihaknya telah disiapkan direktorat baru untuk menangani bisnis LNG. Menurutnya, dalam tahap transisi sudah ada 16 personel dari Pertamina yang diperbantukan ke PGN untuk mengurusi bisnis LNG.
Untuk mengambil alih bisnis distribusi LNG, emiten dengan kode saham PGAS tersebut masih menghitung jumlah investasi yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur pendukung.
"Transisi maksimal tiga tahun. Kami perlu investasi baru untuk infrastruktur LNG," tuturnya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (23/8/2019).
Gigih menjelaskan dengan tambahan bisnis trading LNG plus regasifikasi, pendapatan serta volume distribusi gas PGN diharapkan terdongkrak. Sayangnya, Gigih belum menyebut seberapa besar dampak ekspansi bisnisnya terhadap kinerja keuangan ke depan.
Dia menambahkan salah satu investasi baru untuk infrastruktur yang dilakukan adalah pembangunan fasilitas penampungan dan regasifikasi LNG di Filipina. Sebelumnya, PGN juga telah bekerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dalam membangun terminal LNG di Terminal Teluk Lamong, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Melalui anak usaha PGN, yakni PT PGN LNG Indonesia, dan PT Pelindo Energi Logistik (PEL) selaku lini usaha Pelindo III di bisnis logistik energi, tiga fase pembangunan akan digarap. Diharapkan fasilitas yang dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan hingga mencapai 180 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) ini berproduksi pada 2023.