Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan peternak sapi perah mengungkapkan adanya penurunan produksi susu segar. Fenomena ini terjadi seiring adanya gangguan pasokan pakan selama kemarau yang melanda sebagian besar sentra produksi.
“Ada penurunan pasokan pakan. Baik rumput maupun bahan baku konsentrat pada musim kemarau jumlahnya kurang dari kuantitas maupun kualitas,” kata Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedy Setiadi kepada Bisnis, Rabu (21/8/2019).
Penurunan sendiri disebut Dedy mencapai 10 persen dari produksi rata-rata harian. Untuk anggota GKSI, Dedy memaparkan produksi total di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur bisa mencapai 1.500 ton setiap harinya.
“Produksi per hari di Jawa Barat rata-rata di angka 425-450 ton sehari, Jawa Tengah 180-200 ton, Jawa Timur 700-800 ton per hari. Dari produksi itu rata-rata turun 10 persen,” jelasnya.
Senada dengan Dedy, Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Agus Warsito pun mengakui adanya penurunan produksi susu segar selama kemarau yang tercermin dari ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan.
“Kami merasakan ada penurunan produksi jika melihat pabrik pengolah susu yang berebut susu segar. Kebutuhan pabrik sebenarnya stabil, tidak terlalu meningkat, tapi bahan bakunya lebih sedikit selama kemarau,” kata Agus.
Adapun total populasi sapi perah dari para anggota GKSI per Maret 2019 tercatat berjumlah 254.105 ekor dengan populasi terbesar di Jawa Timur sebanyak 130.628 ekor milik 28 koperasi peternak rakyat. Sementara untuk rata-rata produktivitas, GKSI mencatat nilainya mencapai 11,5 liter/ekor/hari.