Bisnis.com, JAKARTA--PT Angkasa Pura I (Persero) pesimistis dalam upaya mencapai target pergerakan sebanyak 101 juta penumpang pada akhir tahun ini akibat realisasi 7 bulan pertama yang tidak sesuai target.
Direktur Utama Angkasa Pura (AP) I Faik Fahmi mengatakan bahwa jumlah penumpang pada periode Januari-Juli 2019 mengalami penurunan sebesar 19 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut juga berbanding lurus dengan realisasi pertumbuhan pergerakan pesawat dengan persentase penurunan yang identik.
"Kalau dari sisi traffic [target tahun ini] nggak akan tercapai. Tahun lalu realisasi [jumlah penumpang] 95,6 juta orang, tahun ini 101 juta orang," katanya, Rabu (21/8/2019).
Berdasarkan data AP I yang diperoleh Bisnis.com, realisasi jumlah penumpang pada Januari-Juli 2019 mencapai 45,42 juta orang, sedangkan pergerakan pesawat hanya 392.218. Adapun, pada periode yang sama tahun lalu masing-masing sebanyak 56,15 juta orang dan 486.336 pergerakan pesawat.
Sementara itu, menurut data rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) seharusnya pengelola bandara di wilayah tengah dan Timur Indonesia ini mencatatkan 56,92 juta penumpang dan 497.922 pergerakan pesawat. Realisasinya justru masing-masing lebih rendah 20 persen dan 21 persen dari RKAP.
Sekretaris Perusahaan AP I Handy Heryudhitiawan menyebut penurunan pergerakan pesawat dan penumpang tersebut sebagai dampak yang masih berlanjut sejak kenaikan harga tiket pada akhir tahun lalu.
"Sejak akhir 2018 harga tiket sempat tinggi. Itu yang membuat masyarakat mengurangi frekuensi perjalanan menggunakan pesawat," kata Handy.
Dia menambahkan penurunan permintaan tersebut juga dipengaruhi oleh operasional jalan Tol Trans Jawa. Masyarakat memilih menggunakan jalan darat untuk menempuh perjalanan intra Jawa karena telah merasakan manfaat infrastruktur tersebut.
Di sisi lain, imbuhnya, telah terjadi substitusi pola pergerakan dari pesawat ke angkutan laut, kereta api, maupun bus. Dalam masa libur lebaran angkutan laut tumbuh sekitar 20 persen-25 persen, sedangkan angkutan udara justru mengalami kontraksi.
Pada tahun ini, AP I memiliki fokus untuk berinvestasi untuk melakukan pengembangan bandara. Total dana investasi yang dikucurkan adalah sebanyak Rp17,5 triliun hingga akhir 2019.