Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Diminta Perjelas Peta Jalan Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Peta jalan yang matang diyakini akan mendukung pengembangan industri lokal.
Foto udara simpang susun KM 108 jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung, Sabtu (4/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Foto udara simpang susun KM 108 jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung, Sabtu (4/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah diminta membuat peta jalan yang jelas untuk mendorong investasi dan pembangunan ekonomi di Indonesia.
 
Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin Sakti Wahyu Trenggono mengatakan peta jalan dan pemanfaatan investasi sebaiknya dimaksimalkan untuk mendukung industri lokal dan mengurangi produk impor yang masuk ke Indonesia.

"Jadi harus ada roadmap yang jelas dulu tentang pembangunan ekonomi nasional. Termasuk roadmap pemanfaatan investasi, sebaiknya untuk meningkatkan substitusi lokal. Jangan selalu tergantung impor," tuturnya di Jakarta, Rabu (14/8/2019).
 
Tak hanya itu, dia melihat BUMN merupakan unsur cukup penting yang bisa dimaksimalkan pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi, sesuai amanah Undang-Undang (UU). Pembentukan holding BUMN pun diimbau untuk dilakukan dengan hati-hati.

"Jika holding BUMN itu dibentuk karena melihat Temasek, pembentukannya menjadi tidak tepat. Singapura hanya seluas kota, berbeda dengan Indonesia yang luasnya dari Sabang sampai Merauke. Perbaiki BUMN yang sakit dengan menyamarkannya dengan menggabungkannya dengan yang sehat," ucapnya.
 
Sementara itu, ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri menjelaskan bahwa middle income trap merupakan ancaman yang nyata di Indonesia.
 
“Pertanyaannya, apa benar pernyataan Pak Jokowi bahwa investasi akan dikejar dan hajar? Seolah-olah kan investasi enggak bermasalah, ini sangat tidak benar. Saya heran kenapa Pak Jokowi bilang itu. Investasi di kita baik-baik saja tidak jelek, tidak extraordinary juga,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper