Bisnis.com, JAKARTA - Empat holding BUMN direncanakan bakal terbentuk tahun ini. Adapun empat holding BUMN yang dimaksud antara lain holding BUMN infrastruktur, perumahan, sarana dan prasarana, penerbangan, serta farmasi.
Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan Kemenkeu Meirijal Nur mengatakan saat ini pihaknya sedang menunggu persetujuan dari kementerian-kementerian terkait yakni Kementerian BUMN dan kementerian teknis yang terkait dengan BUMN tersebut.
Holding ini mengikuti enam holding yang telah terbentuk yakni holding BUMN semen, pupuk, kehutanan, perkebunan, tambang, dan migas.
Dengan ini, tersisa dua holding BUMN yang masih terkendala yakni holding BUMN asuransi dan perbankan.
Dirjen Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani terus berkomunikasi dengan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka memastikan kesiapan dari kedua organisasi tersebut.
"Holding perbankan dan asuransi itu bukan sekedar korporasi dan fiskal, tapi bahkan hinga pada stabilitas sistem keuangan," kata Isa, Rabu (31/7/2019).
Khusus untuk holding BUMN asuransi, Isa menceritakan bahwa perusahaan asuransi jumlahnya banyak akan tetapi memiliki kapasitas yang tidak besar.
Oleh karena itu, BUMN asuransi pun tidak dapat menanggung risiko asuransi yang besar sehingga mau tidak mau mereasuransikannya ke luar negeri.
Meski ada mekanisme koasuransi ataupun konsorsium, Isa mengatakan hal tersebut tidak bisa bertahan terlalu lama.
Oleh karena itu, untuk holding asuransi Isa mengatakan bakal ada merger ataupun akuisisi antar-BUMN sebelum holding bisa terbentuk.