Bisnis.com, JAKARTA — PT Nestle Indonesia menargetkan produksi dapat tumbuh 9%-10% pada tahun ini.
Presiden Direktur Nestle Indonesia Dharnesh Gordhon memproyeksikan produksi dan serapan produk-prduk perseroan bervariasi. Dia mengaku puas dengan performa perseroan mengingat tidak banyak pemain yang dapat tumbuh lebih dari pertumbuhan ekonomi.
“Tahun lalu, produksi kami tumbuh hampir dua kali dari pertumbuhan perekonomian nasional. Jika pertumbuhan perekonomian nasional sekitar 5%, kami biasanya tumbuh dia kali dari pertumbuhan nasional,” ujarnya, Rabu (31/7/2019).
Pihaknya masih fokus dalam mengembangkan pangsa pasar perseroan di dalam negeri. Kontribusi ekspor masih sekitar 9% dari total penjualan pada tahun ini.
Selain itu, seluruh produk perseroan sangat berorientasi pada pasar dalam negeri. Pasalnya, perseroan bekerja sama dengan para petani dan peternak lokal untuk mendapatkan bahan baku.
“[Seperti] Bear Brand yang hanya diproduksi di Indonesia. Kami memiliki kapasitas ekspor, tapi sebagian besar produk lain kami hanya memasarkan ke pasar lokal,” katanya.
Dharnesh mengemukakan perseroan telah memproduksi sebagian besar produk di dalam negeri atau 92% dari total produksi. Selebihnya, perseroan masih menjajaki pasar untuk melihat peluang.
Saat skala keekonomiannya terpenuhi, perseroan akan kembali mengucurkan dana untuk mendatangkan teknologi guna memproduksi barang-barang impor tersebut di dalam negeri.
Perseroan telah mengucurkan US$100 juta untuk pembuatan pabrik dan perakitan mesin lini produksi baru. Dharnesh mengatakan perseroan akan menambah satu lini produksi Bear Brand di pabrik Kejayan, Pasuruan dan perluasan pabrik baru dan perakitan dua lini produksi Milo di Karawang, Bekasi.
“Kami akan membawa teknologi baru di [pabrik] Karawang. Saat ini kami belum memproduksi minuman siap saji di Karawang, tapi kami ingin melakukan ekspansi minuman siap saji di Karawang.”
Darnesh menargetkan ekspansi tersebut usai pada tahun depan dan akan langsung berproduksi. Alhasil, kapasitas produksi secara konsolidasi akan meningkat hingga 25%.
Untuk mengimbangi ekspansi tersebut, perseroan telah mempersiapkan tenaga untuk memperluas pangsa pasar di dalam negeri. Perseroan, telah meningkatkan sumber daya penjualan grosir sejak 2016.