Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan produk minuman ringan mulai beralih dari jaringan tradisional ke jaringan modern. Peralihan ini terlihat dari pertumbuhan serapan masing-masing pasar hingga menjelang Lebaran lalu.
Ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Triyono Prijosoesilo mengatakan data yang dikumpulkan asosiasi menunjukkan permintaan minuman ringan hingga Mei 2019 secara keseluruhan stagnan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, volume penjualan melalui modern channel tumbuh, sedangkan penjualan di traditional channel, seperti warung, justru mengalami penurunan.
“Ini didorong oleh pertumbuhan modern channel, misal minimarket dan supermarket, yang lebih cepat dibandingkan traditional channel,” ujarnya kepada Bisnis di Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Secara total, traditional channel masih mendominasi volume penjualan produk minuman ringan, dengan porsi sekitar 60%-70%. Namun, pertumbuhan penjualan melalui jaringan warung tradisional tidak secepat pertumbuhan di jaringan ritel modern.
Dia berpendapat hal tersebut normal. Apalagi, saat ini tren masyarakat mulai banyak membutuhkan tempat berbelanja yang lebih nyaman dan pabrikan pun menyalurkan produknya melalui modern channel.
Triyono mengatakan ke depan penjualan minuman ringan melalui jaringan ritel modern akan semakin berkembang. Dia mengutip salah satu perusahaan riset yang menyatakan pada 2050, sebanyak 70% masyarakat Indonesia akan tinggal di kota besar dan kota kecil.
Dengan demikian, gaya hidup masyarakat Indonesia pun akan berubah dan membutuhkan lebih banyak tempat berbelanja yang lebih nyaman dan modern.