Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia diklaim belum siap memiliki produk yang berskala brand nasional.
Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Dimyati menjelaskan, Indonesia masih memiliki sejumlah keterbatasan untuk mengembangkan brand nasional.
"Banyak persoalan kenapa kita belum memiliki nation brand yang mendunia di antaranya keterbatasan dalam berbagai hal terkait riset," katanya, Rabu (17/7/2019), dikutip dari Antara.
Menurutnya, keterbatasan tersebut meliputi sumber daya, kegiatan riset itu sendiri, pendanaan dan terintegrasinya peneliti-peneliti Indonesia.
Selama ini, sambungnya, riset yang dilakukan oleh peneliti di Indonesia cenderung dikerjakan secara pribadi tanpa melibatkan pihak lain, padahal langkah itu kurang tepat.
Untuk menghasilkan sebuah hasil riset atau produk yang berbasis brand nasional, peneliti harus saling bekerja sama atau keroyokan sehingga hasil risetnya lebih baik.
"Bahkan nobel juga dihasilkan dari keroyokan peneliti," katanya.
Karena itu, ke depan dia mendorong para peneliti agar bekerja sama sehingga mampu menghasilkan sebuah hasil riset yang berskala nasional.
Pemerintah telah mengeluarkan peraturan agar peneliti bisa menghasilkan brand nasional. Aturan tersebut seperti Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 tahun 2018 yang menjelaskan mekanisme riset dengan begitu sederhana serta mendorong perbaikan untuk ekosistem.
Terkait dengan masih tingginya penggunaan inovasi dari luar, dia menilai hal tersebut bentuk dari sikap masyarakat Indonesia kurang menghargai diri sendiri. "Berbagai hasil riset yang dijadikan sebagai produk dalam negeri tersebut belum tentu kalah bersaing dengan produk dari luar negeri."