Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat diminta untuk tidak alergi dengan konsep pariwisata halal yang sedang digaungkan oleh pemerintah.
Ketua Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar mengatakan, konsep pariwisata halal justru dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar kepada masyarakat dan pengusaha yang bergelut di bidang pariwisata.
Pasalnya, selain bisa diterapkan kepada wisatawan umum, konsep pariwisata halal dapat menarik minat wisatawan muslim.
“Justru ketika sebuah lokasi wisata atau hotel dan rumah makan memberikan fasilitas berkategori halal, seperti masjid, menu-menu makanan halal, dan mungkin peralatan lengkap untuk sholat bagi pengunjung, akan membuat wisatawan muslim lebih nyaman. Tentu ini menjadi ceruk bisnis yang besar bagi pihak-pihak yang terlibat,” katanya, Rabu (10/7/2019).
Dia menyatakan, konsep halal dalam pariwisata sebaiknya berbentuk pelayanan kepada wisatawan saja, yang disesuai dengan ajaran agama Islam.
Dia menambahkan, tidak menutup kemungkinan sebuah destinasi wisata, menyediakan dua layanan berbeda yakni untuk wisatawan muslim dan nonmuslim.
“Tinggal manajemen pelayanannya saja. Misalnya, sebuah restoran menyediakan ruangan khusus dengan kategori halal yang seluruh instrumen di dalamnya memenuhi ketentuan agama Islam. Namun restoran tersebut juga menyediakan ruang lain yang bisa menyediakan layanan nonhalal, misalkan minuman beralkohol,” jelasnya.
Pasalnya, menurut dia potensi ekonomi dari wisata halal sangat besar. Berdasarkan data Global Islamic Economy Report 2018-2019, belanja wisatawan melalui pariwisata halal akan mencapai US$274 miliar pada 2023, naik dari 2017 yang mencapai US$117 miliar.