Bisnis.com, JAKARTA — Televisi tabung mendominasi limbah elektronik yang terkumpul dari masyarakat DKI Jakarta untuk diangkut perusahaan pengolah limbah.
Kepala Seksi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Rosa Ambarsari mengatakan selain TV tabung, limbah terbanyak di Ibu Kota adalah limbah lampu sebanyak 574,66 kg, kemudian baterai 518,35 kg yang diangkut oleh perusahaan pengolah limbah, yaitu PT Teknotama Lingkungan Internusa.
"[Limbah] TV tabung ada 2.753,14 kilogram yang kami angkut tahap pertama tahun ini," kata Rosa Ambarsari, dikutip dari Antara, Selasa (9/7/2019).
Setiap tahun, DLH DKI melakukan dua kali kegiatan pengangkutan limbah elektronik dan B3 yang terkumpul untuk dikelola oleh perusahaan pengolah limbah.
Tahun ini, DLH DKI menargetkan bisa mengangkut 9 ton limbah elektronik dan B3, termasuk limbah medis, kemasan B3, sementara limbah cair, seperti oli bekas sebanyak 1.000 liter.
"Target persisnya 9.431 kg, baik limbah padat maupun cair. Ini tadi kegiatan pertama pengangkutan sudah ada 5.417,65 kg. Artinya, sudah separuh lebih," katanya.
Diakui Rosa, target pengangkutan limbah elektronik dan B3 tahun ini memang menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 15 ton.
"Kenapa menurun targetnya? Begini, kami ingin ada keterlibatan pihak lain untuk ikut mengelola limbah elektronik dan B3. Jadi, tidak hanya dibebankan pada pemerintah daerah," katanya.
Menurutnya, pengolahan limbah elektronik dan B3 membutuhkan biaya yang besar, sementara pemda harus melelangkannya kepada perusahaan pengolah limbah.
"Apa iya hanya menjadi beban pemda? Bagaimana dengan produsen? Makanya, kami mendorong peran masing-masing produsen untuk ikut bertanggung jawab terhadap produk mereka yang habis masa pakainya," kata Rosa.