Bisnis.com, JAKARTA - Volume barang yang diangkut kapal Pelni naik rerata 6% pada kuartal I/2019, antara lain didorong oleh perpindahan kargo dari angkutan udara ke angkutan laut.
Berdasarkan data Pelni, volume kontainer yang diangkut sepanjang Januari-Maret 2019 tercatat 3.709 TEUs, naik 4% dari realisasi periode sama tahun lalu. Volume general cargo melompat 11% (year on year) menjadi 15.352 ton. Adapun jumlah kendaraan meningkat 3% (y-o-y) menjadi 2.865 unit.
"Mungkin karena shifting penumpang angkutan udara ke angkutan laut dan angkutan barang juga ikut terpengaruh," kata Direktur Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelni (Persero) Harry Boediarto kepada Bisnis, Jumat (28/6/2019).
Sejak awal tahun, beberapa maskapai penerbangan bertarif rendah (low cost carrier) menghapus ketentuan bagasi gratis. Pada saat yang sama, Garuda Indonesia, maskapai full service, menaikkan tarif surat muatan udara (SMU) dari Rp3.000 menjadi Rp6.000 per kg per jam penerbangan.
Sementara itu, Pelni mulai tahun ini mengubah aturan bagasi yang dapat dibawa penumpang ke kabin dari sebelumnya 50 kg menjadi 40 kg. Kelebihan bawaan akan dianggap overbagasi dan dikenai biaya.
Kenaikan volume kargo, lanjut Harry, juga ditopang oleh tren dagang elektronik (e-commerce) yang ikut merambah wilayah kepulauan. Dia menjelaskan, kapal-kapal linerPelni menjangkau daerah terpencil dan tertinggal sehingga menjadi alternatif untuk mengangkut barang-barang dagang el.
Menyesuaikan dengan perkembangan zaman, Pelni yang memiliki jaringan di 90 pelabuhan pun sejak tahun lalu menawarkan layanan Redpack --akronim dari Responsibility and Excellent Delivery -- yakni layanan end to end logistic yang mengakomodasi kebutuhan penumpang atau konsumen untuk mengirim barang dalam jumlah kecil.