Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah bersiap menambah kapasitas angkutan guna mengantisipasi dampak limpahan penumpang pesawat akibat harga tiket mahal.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan, kemungkinan limpahan penumpang dari pengguna transportasi udara kepada kereta api tetap ada. Namun, belum ada perhitungan resmi perkiraan perpindahan tersebut berdampak pada peningkatan jumlah penumpang KA.
"Pengaruh [tiket pesawat mahal] ada, kemungkinan ada. Keterbatasan KAI adalah angkutan jarak jauh dengan one man one seat, kalau semuanya terisi bangkunya habis dan tidak bisa ditambah," kata Edi, Rabu (19/6/2019).
Dia menambahkan, telah meningkatkan kapasitas dengan menambahkan frekuensi perjalanan KA pada simpul wisata atau relasi padat. Contohnya, KAI telah menambah KA yang beroperasi pada relasi Jakarta--Bandung dari semula hanya 8 KA atau 16 trip per hari, sekarang mencapai 15 KA atau 30 trip per hari.
Di sisi lain, lanjutnya, relasi lain yang sering mendapat penumpang cukup tinggi adalah yang mengarah ke Solo, Yogjakarta, Surabaya, dan Malang. Bahkan, relasi arah Bandung jalur Selatan juga selalu penuh karena banyak destinasi wisata yang melalui jalur tersebut.
"Kami berpikir limpahan perpindahan penumpang transportasi udara bisa dilayani oleh KAI," ujarnya.
Persiapan yang dilakukan adalah melakukan penambahan kapasitas melalui pemesanan ratusan kereta baru. Adapun, pemesanan kereta dilakukan dari PT Industri Kereta Api (Persero).