Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amman Mineral Nusa Tenggara Masih Buka Kesempatan Kerja Sama Pembangunan Smelter

Perusahaan sebenarnya ingin bekerja sama dalam pengolahan hasil tambang atau smelter. Hanya saja, hingga saat ini belum ada titik temu mengenai kerja sama tersebut sehingga pembangunan smelter dilakukan sendiri.
PT Amman Mineral Nusa Tenggara/Istimewa
PT Amman Mineral Nusa Tenggara/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—PT Amman Mineral Nusa Tenggara mengaku tetap membuka kesempatan kerja sama pengolahan hasil tambang dengan perusahaan lain walaupun saat ini pembangunan smelter telah mencapai 13,831%.

Presiden Direktur PT Amman Mineral (AMNT) Rachmat Makkasau mengatakan perusahaan sebenarnya ingin bekerja sama dalam pengolahan hasil tambang atau smelter. Hanya saja, hingga saat ini belum ada titik temu mengenai kerja sama tersebut sehingga pembangunan smelter dilakukan sendiri. Namun, tidak menutup kemungkinan kerja sama dilakukan, jika di tengah pengerjaan pembangunan smelter ada perusahaan tambang yang ingin ikut serta.

Adapun kapasitas smelter AMNT yang mulai dibangun pada 2017 lalu akan menampung 1,3 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Smelter AMNT yang berlokasi di Benete, Sumbawa Barat, ini menggandeng Outotec yang merupakan perusahaan penyedia teknologi pertambangan asal Finlandia.

“Daripada terhambat, kami putuskan jalan. Nantinya, kalau partner ingin masuk dan cocok bisa kita pertimbangkan. Jadi, sebenarnya ada partner tentu lebih baik," katanya, belum lama ini.

Rachmat optimistis smelter akan beroperasi pada 2022 setelah progres pencapaian pembangunan yang hingga Januari 2019 telah mencapai 13,831%. Saat ini front end engineering design (FEED) atau proses desain teknik dan rekayasa awal masih sedang berjalan dan ditarget akan rampung pada kuartal III/2019.

Berdasarkan keterangan resmi dari Outotec, pekerjaan desain akan berlangsung selama 9 bulan, sebagai kelanjutan dari studi kelayakan yang telah dilakukan pada 2017.

Ruang lingkup rekayasa Outotec mencakup desain seluruh peleburan tembaga. Teknik ini akan didasarkan pada teknologi flash smelting dan flash converting, termasuk kilang elektrolit, konsentrat perak, pengilangan logam mulia, pembersihan gas basah dan pabrik asam sulfat Lurec, serta pabrik pengolahan limbah dan infrastruktur terkaitnya.

“Rencana commisioning dan operasi sesuai target awal yaitu pada 2022,” katanya.

Menurutnya, walaupun beroperasi pada 2022, kapasitas smelter tidak akan berfungsi maksimal. Baru pada 2023, smelter akan berfungsi maksimal karena pengoperasian yang memang membutuhkan waktu.

Rachmat mengakui setidaknya Amman Mineral telah berupaya menggenjot pembangunan smelter sesuai pada komitmen dengan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper