Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Freeport Siap Ajukan Permohonan Kuota Ekspor Tambahan

PT Freeport Indonesia (PTFI) akan menyesuaikan waktu pengajuan permohonan tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga dengan permintaan pasar dan jadwal pengapalannya.
Penambangan Freeport di Papua/Antara-Puspa Perwitasari
Penambangan Freeport di Papua/Antara-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) akan menyesuaikan waktu pengajuan permohonan tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga dengan permintaan pasar dan jadwal pengapalannya.

Juru bicara PTFI Riza Pratama mengatakan pihaknya memang berniat untuk mengajukan tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga. Hal tersebut dikarenakan masih ada konsentrat yang tersisa di gudang penyimpanan (stockpile) dari hasil produksi tahun lalu. Namun, waktu pengajuan dan tambahan kuotanya masih belum ditentukan.

"Kami memang masih ada stockpile yang bisa digunakan. Lagi kami siapkan [pengajuan], tapi tergantung jadwal pengapalan juga," katanya, Rabu (8/5/2019) malam.

Adapun kuota ekspor yang diperoleh PTFI pada Februari lalu hanya sebanyak 198.282 ton konsentrat saja. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan kuota pada tahun sebelumnya yang mencapai 1,25 juta ton konsentrat.

Sebelumnya, Executive Vice President & Chief Financial Officer Freeport-McMoRan Inc. Kathleen L. Quirk mengatakan penurunan produksi tersebut memang sudah diperkirakan sebelumnya. Namun, pihaknya meyakini produksi untuk jatah ekspor bisa lebih tinggi dari kuota yang diberikan.

Dia mengatakan tambahan kuota yang akan diajukan memang tidak terlalu signifikan. Namun, pihaknya ingin mendapat kepastian ruang untuk ekspor karena ada kemungkinan produksi dari tambang terbuka bisa lebih tinggi dari proyeksi.

"Saya rasa sekitar 40.000 ton konsentrat. Ini memang tidak signifikan bila dibandingkan dengan kapasitas smelter kami," tuturnya.

Produksi PTFI pada tahun ini memang akan turun signifikan seiring dengan selesainya penambangan di tambang terbuka Grasberg dan beralih sepenuhnya ke tambang bawah tanah. Pihak PTFI memperkirakan produksi bijih pada tahun ini aka berada kisaran 100.000 ton per hari saja, turun dibandingkan kondisi normal di kisaran 180.000 ton per hari.

Hingga kuartal I/2019, produksi bijih PTFI masih berada di level 150.500 ton per hari. Namun, rata-rata tersebut akan turun setelah tambang terbuka berhenti berproduksi pada pertengahan tahun ini.

Berdasarkan proyeksi dari Freeport-McMoRan inc., produksi bijih pada tahun ini akan berada pada level 114.000 ton per hari. Rendahnya produksi tersebut akan berlanjut hingga 2020 dengan 100.000 ton bijih per hari dan baru mulai naik pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper