Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Bangun Angkutan Massal Lebih Murah Daripada Kerugian Akibat Macet

Kementerian Perhubungan mengklaim biaya membangun transportasi umum massal lebih murah dibandingkan dengan kerugian akibat kemacetan.
Ilustrasi - Kendaraan bermotor terjebak kemacetan di Jalan KH. Abdullah Syafei, Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Ilustrasi - Kendaraan bermotor terjebak kemacetan di Jalan KH. Abdullah Syafei, Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan mengklaim biaya membangun transportasi umum massal lebih murah dibandingkan dengan kerugian akibat kemacetan. Oleh karenanya, seluruh pemerintah kota harus mulai menyadari pentingnya membangun transportasi umum massal.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan angkutan umum massal seperti MRT atau LRT biayanya masih lebih murah dari pada kerugian kemacetan.


“Dalam angka kuantitatif, walaupun belum terlalu dipercaya masyarakat, kerugian akibat kemacetan di Jakarta itu Rp100 triliun per tahun. Ini kalau dibandingkan, maka membangun MRT atau LRT itu lebih murah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/4/2019).


Biaya untuk pembangunan MRT Fase I rute Bundaran HI–Lebak Bulus sepanjang 16 km menghabiskan dana Rp16 triliun, sedangkan pembangunan LRT Jabodebek dibangun dengan total biaya Rp20,752 triliun untuk rute sepanjang 44,3 km.


Menurutnya, masih banyak masyarakat dan pemerintah kota yang masih belum sadar bahwa masa depan dari pada transportasi perkotaan itu adalah angkutan umum massal dan tidak mungkin lagi untuk mengandalkan kendaraan pribadi.

Dengan demikian, perlu disebarkan kepada masyarakat terutama kaum milenial agar tumbuh kesadaran untuk menggunakan transportasi umum massal.


“Saatnya kita melakukan suatu upaya-upaya. Oleh karenanya BRT, MRT dan LRT sekalipun kita harus berjuang untuk membangun itu dengan beberapa dukungan dari pemerintah, kita mampu membuat angkutan massal yang berdaya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper