Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas penerbangan China bakal membentuk satuan tugas untuk mengkaji perubahan desain pesawat model 737 MAX milik Boeing.
Civil Aviation Administration of China (CAAC) sudah memberi tahu Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA) AS terkait isu kelaikan terbang pesawat tersebut. Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (16/4/2019), CAAC mengaku sedang menunggu respons dari kedua instansi tersebut.
CAAC juga mengungkapkan bahwa Boeing telah menyerahkan permohonan untuk mendapatkan sertifikat kelaikan terbang, melalui FAA, pada 15 Maret 2019.
Adapun pembentukan satuan tugas (satgas) tersebut mengacu pada perjanjian bilateral antara AS dan China. Negeri Panda adalah negara pertama yang memutuskan untuk mengandangkan pesawat 737 MAX setelah terjadinya kecelakaan Ethiopian Airlines pada 10 Maret 2019.
Sayangnya, tidak disampaikan dengan jelas mengenai perubahan desain apa yang dimaksud. CAAC hanya menegaskan bahwa mereka akan memastikan bahwa setiap unit 737 MAX melalui perubahan desain sesuai kebutuhan dan tiap pilot mendapatkan pelatihan yang mencukupi sebelum pesawat-pesawat tersebut kembali dioperasikan.
Di sisi lain, Boeing berencana memperbarui perangkat lunak sistem anti-stall yang disebut-sebut terkait dengan jatuhnya Ethiopian Airlines dan Lion Air--yang terjadi pada Oktober 2018. Namun, perusahaan asal Negeri Paman Sam itu masih belum meminta persetujuan FAA atas pembaruan tersebut.
China mengoperasikan 97 dari 371 pesawat 737 MAX, yang terbanyak dari semua negara yang menggunakan jenis pesawat tersebut.