Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA RUANG RITEL : Pasokan Stagnan, Okupansi Turun

Kelesuan di pasar properti terjadi di segala sektor, mulai dari hunian hingga komersial, salah satunya properti ritel yang mengalami stagnasi dari sisi pasok bahkan penurunan dari sisi keterisian.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Kelesuan di pasar properti terjadi di segala sektor, mulai dari hunian hingga komersial, salah satunya properti ritel yang mengalami stagnasi dari sisi pasok bahkan penurunan dari sisi keterisian.

Berdasarkan catatan Colliers International di Indonesia, pasar ritel di wilayah Jabodetabek tidak mendapat tambahan pasok sama sekali sepanjang kuartal I/2019. Namun, secara keseluruhan, hingga akhir 2019 nanti akan ada total pasok mencapai 1 juta ruang ritel.

Dari 1 juta ruang ritel yang tersedia, merupakan akumulasi dari pasok yang ada sepanjang 2018 dan proyeksi tambahan pasok pada 2019.

“Kalau dilihat dari segi wilayah, 55% dari keseluruhan pasok ada di Jakarta dengan keterisian di Jakarta berada di kisaran 85%, sedangkan yang di Bodetabek keterisiannya mencapai sekitar 80%,” ungkap Aldi Garibaldi, Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia, beberapa waktu lalu.

Kemudian, dari sisi keterisian, pada kuartal I/2019 Colliers mencatatkan adanya penurunan keterisian sebanyak 1,2% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Salah satu yang menjadi penyebab adalah pergeseran minat konsumen menjadi lebih terkhusus seperti hanya mencari makanan saja, baju saja, atau barang tertentu saja di satu tempat.

“Untuk tenant, makanan dan minuman masih menjadi tenant yang mendominasi dan paling aktif, sekarang banyak kan makanan yang sedikit-sedikit jadi tren seperti kafe, camilan-camilan. Hal ini membuat pemilik properti nantinya akan memberikan porsi lebih besar untuk penyewa dari tenant makanan dan minuman,” sambungnya.

Selanjutnya, dari sisi tarif sewa, harganya cederung tidak bergerak dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, sama dengan yang terjadi pada sepanjang 2018. Pada semenster I dan II/2018, tercatat tarif sewa tidak bergerak.

Sepanjang 2018, harga sewa untuk ritel kelas high-end dibanderol dengan harga Rp787.857 per meter persegi per bulan, kelas atas Rp502.222 per meter persegi per bulan, kelas menengah atas Rp292.136 per meter persegi per bulan, dan kelas bawah Rp213.333 per meter persegi per bulan.

Untuk tahun ini, Colliers memprediksikan akan adanya pertumbuhan harga sewa sekitar 1% -  2% dari tahun lalu. Sementara itu, biaya pemeliharaan juga naik sekitar 2% - 2,5%.

“Pertumbuhan tarif sewa lebih dikarenakan akan masuknya pasok baru dengan kualifikasi atas. Kemudian, secara tren pemilik ritel juga akan fokus menjual produk pada satu segmen tertentu. Sedangkan, penjualan produk untuk kelas yang lebih beragam dapat dilakukan oleh retailer besar.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper