Bisnis.com, JAKARTA—PT PLN (Persero) menargetkan pembangunan transmisi 275 kilovolt (kV) yang menghubungkan Sumatra bagian Selatan hingga Utara selesai tahun ini.
Direktur Bisnis Regional Sumatra PLN Wiluyo Kusdwiharto mengatakan bahwa tol listrik tersebut akan terhubung dari Lahat, Sumatra Selatan, hingga Galang, Sumatra Utara. Saat ini, hanya satu sambungan yang masih dikerjakan, yakni dari Sarulla ke Simangkok. Jaringan transmisi 275 kV tersebut sebagian besar telah selesai dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
“Kita harapkan akhir tahun ini selesai. Tinggal satu section dari Sarulla ke Simangkok yang belum selesai. Ini yang akan dikejar tahun ini,” ujarnya di Gardu Induk (GI) Takengon, Aceh, Selasa (9/4).
Adapun, GI untuk jaringan transmisi tersebut akan tersebar mulai dari Lahat, Muara Enim, Lubung Linggau, Muara Bungo, Padang Sidempuan, Sarulla, Simangkok, hingga Galang. Dia mengungkapkan karena transmisi antara Sarulla dan Simangkok belum selesai, maka pendistribusian listrik dari PLTP Sarulla dilakukan memutar. Apabila telah tersambung, pendistribusian listrik akan menjadi lebih efisien.
“Dari Sarulla itu muter ke Padang Sidempuan, ke Riau, kemudian ke Medan lewat sisi Barat. Kalau [Sarulla-Simangkok] sudah selesai, tinggal langsung,” katanya.
Adapun untuk transmisi 500 kV masih dalam pembangunan. Transmisi tersebut diperkirakan bisa selesai pada 2022.
Sementara itu, EVP Kontruksi Sumatra PLN Adi Lumakso mengungkapkan total panjang jaringan 275 kV tersebut mencapai 2.223 kilometer sirkuit (kms). Nilai investasinya sekitar Rp30 per kms.
“Pembangunannya jalan terus. Untuk 275 kV investasinya per kms sekitar Rp30 miliar. Kalau total panjangnya 2.223 kms,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan byar-pet yang kerap terjadi di beberapa daerah di Sumatra bukan disebabkan kurangnya kapasitas pembangkit. Namun, hal tersebut terjadi karena jaringan transmisi yang belum optimal.
“Kapasitas daya itu cukup. Yang harus diperbaiki sistem distribusi dan transmisinya, termasuk gardu induk, supaya sistem kelistrikannya semakin andal dan mengurangi gangguan,” katanya.
Menurutnya, sesuai instruksi presiden, jaringan interkoneksi di Sumatra harus segera diselesaikan. Dengan demikian, layanan listrik di Sumatera akan semakin baik yang berujung pada pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, Jonan juga meminta bantuan kepada pemerintah daerah setempat untuk memudahkan perizinan dan pembebasan lahan yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur kelistrikan.
“Misalkan kami perlu mengurus perizinan, dan juga pengadaan tanah, dan sebagainya mohon dibantu. Karena ini untuk kepentingan masyarakat. Nah, jika itu semua bisa, tentunya pertumbuhan layanan kepada masyarakat diharapkan akan menjadi lebih baik,” tuturnya.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) 2019-2028 PLN, total transmisi yang akan dibangun di Sumatra dalam 10 tahun ke depan sepanjang 20.947 kms. Adapun GI-nya mencapai 29.020 MVA.
Terkait rasio elektrifikasi, hingga 2018, sudah ada 7 provinsi yang rasio elektrifikasinya di atas 95%, yakni Aceh (99%), Sumatra Utara (99%), Jambi (98%), Bangka Belitung (99%), Bengkulu (99%), dan Lampung (95%). Tiga provinsi lainnya, yakni Sumatra Barat, Kepulauan Riau, dan Sumatra Selatan rasio elektrifikasinya masing-masing sebesar 88%, 91%, dan 91%.
Rasio elektrifikasi 100% di Sumatra ditargetkan tercapai pada 2020. Target tersebut lebih cepat dibandingkan dengan RUPTL sebelumnya yang menargetkan rasio elektrifikasi 100% pada 2023.