Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri mengusulkan pelabuhan untuk produk impor diarahkan ke luar Pulau Jawa untuk mengatasi gangguan di pasar utama.
Abdul Sobur, Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), mengatakan industri furnitur merupakan sektor yang menyumbangkan devisa cukup besar ke negara. Sepanjang tahun lalu, nilai ekspor produk furniture tercatat sebesar US$1,69 miliar atau naik 4% secara tahunan.
Guna mengembangkan industri dengan serapan tenaga kerja dan tingkat komponen dalam negeri yang tinggi ini, katanya, impor harus dibatasi.
Sobur menyatakan pemerintah memang tidak bisa melarang impor karena adanya perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara anggota Asean dan juga dengan China. Namun, pasar dalam negeri harus dibatasi dari produk impor karena industri mebel dalam negeri mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas dengan ketersediaan bahan baku melimpah.
"Impor harus dibatasi supaya pasar dalam negeri tidak dimakan produk asing. Saya punya pemikiran supaya beberapa pelabuhan yang di luar Jawa bisa digunakan untuk menampung impor yang seharusnya dikurangi," ujarnya kepada Bisnis.com, belum lama ini.
Dengan mengarahkan pelabuhan impor keluar Jawa, upaya ini akan menjadi barrier karena biaya untuk mengirim produk ke Jawa akan bertambah. Pulau Jawa saat ini menjadi pasar utama produk mebel dalam negeri.
Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto juga mengusulkan hal yang sama. Pemindahan pelabuhan impor ke luar wilayah Jawa akan membantu mengurangi gangguan produk impor di pasar utama.