Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertemu Menlu Thailand, Presiden Jokowi Bicara Potensi Karet Indonesia, Thailand, dan Malaysia

Presiden Joko Widodo bertemu dengan Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai membahas sejumlah hal terkait dengan perekonomian.
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai di Istana Merdeka, Rabu (13/3/2019)./Bisnis-Amanada K. Wardhani
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai di Istana Merdeka, Rabu (13/3/2019)./Bisnis-Amanada K. Wardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Penurunan harga karet menjadi sorotan utama Presiden Joko Widodo ketika menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Thailand, Don Pramudwinai.

Hal tersebut dikemukakan Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi seusai mendampingi Presiden Jokowi bertemu dengan Don Pramudwinai.

"Secara khusus Presiden menyampaikan satu isu terkait dengan harga karet dunia. Thailand, Indonesia, dan Malaysia kalau digabung menjadi satu, maka kita akan menjadi produsen karet yang paling besar di dunia," ujarnya di Istana Negara, Rabu (13/3/2109).

Namun, belakangan ini, dia menyebutkan ada tren penurunan harga karet dunia yang memukul ekspor dari ketiga negara penghasil karet tersebut. Oleh karena itu, Presiden menyampaikan bahwa ketiga negara harus menyatukan kekuatan untuk mencegah penurunan harga karet lebih dalam.

Berkenaan dengan hal itu, Retno mengungkapkan Menlu Thailand juga menyampaikan komitmennya untuk mengatasi penurunan harga karet.

"Mengenai teknisnya sudah dibahas oleh Pak Menko Ekonomi pada saat pertemuan dengan menteri pertanian Thailand dan Malaysia di Bangkok pada awal Maret. Tapi at policy level, Presiden menyampaikan kembali harapannya kalau kita bekerja sama kuat diantara tiga negara tersebut," tekannya.

Indonesia dan Thailand adalah dua dari tiga negara yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC). Bersama Malaysia, Indonesia dan Thailand adalah tiga negara produsen karet terbesar di dunia.

Beberapa waktu lalu, ketiga negara sepakat untuk memangkas ekspor karet sampai 300.000 ton sebagai upaya untuk mengerek harga karet yang tertekan dalam beberapa bulan belakangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper